Medan (ANTARA) - Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti menyanggupi dan siap memperjuangkan permintaan khusus yang disampaikan Sekjen Pengurus Besar Al Wasliyah, KH Masyhuril Khamis, terkait harapan agar pendiri Al Jam’iyatul Wasliyah diangkat menjadi pahlawan nasional.

"Semangat berdirinya Al Wasliyah yang digagas Tuanku H Ismail Banda, HM Arsyad Tahlib dan H Abdurrahman Syihab, sama dan sebangun dengan semangat pendiri Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yakni untuk melepaskan bangsa ini dari penjajahan, menuju kemerdekaan yang hakiki," kata La Nyalla di aula Udin Sjamsuddin Djajaluddin Lubis Kampus Syech Muhammad Yunus UMN Al Washliyah dalam rangkaian kunjungan kerja Ketua DPD RI di Sumatera Utara, Rabu.

Baca juga: Ketua MUI Pusat merasa terhormat jadi keluarga Al Wasliyah

Baca juga: Ketua MUI Pusat: Al Wasliyah lahirkan SDM unggul


Menurut dia, ketiga ormas Islam tersebut memiliki kesamaan tujuan. "Kalau kita baca di beberapa literatur, tahun berdirinya berdekatan, semua tokoh yang terlibat di tiga organisasi itu adalah sahabat satu sama lain. Mereka menuntut ilmu dengan silsilah guru yang sama di Timur Tengah," katanya.

Untuk itu, La Nyalla mengaku siap memperjuangkan keinginan ormas Islam tersebut. Apalagi, DPD punya komitmen untuk memperjuangkan kepentingan daerah dan stakeholder di daerah.

"Al Wasliyah kita lihat sangat peduli dengan dunia pendidikan dan dakwah Islam. Kita para Senator, khususnya Senator dari Sumatera Utara, apalagi saudara Dedi Iskandar Batubara juga menjadi pengurus di Al Wasliyah. Jadi, insya Allah segera ada jalan,” tuturnya.

Pada kesempatan itu La Nyalla juga menandatangani MoU antara DPD RI dengan UMN Al Washliyah serta 5 perguruan tinggi di bawah naungan PB Al Washliyah lainnya, di antaranya Universitas Al Wasliyah Medan, Universitas Al Wasliyah Labuhan Batu, STIT Al-Washliyah, Binjai dan STIE Al-Washliyah Sibolga.

Baca juga: Ketua DPD RI La Nyalla ingatkan pentingnya pendidikan akhlak dan adab

Penandatanganan MoU tersebut disaksikan oleh Wakil Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamuddin, serta empat Senator asal Sumut, Pdt. Willem Tumpal Pandopotan Simarmata, Dedi Iskandar Batubara, Muhammad Nuh, dan Badikenita Sitepu.

Selain itu, juga dihadiri oleh Senator dari sejumlah provinsi, di antaranya Fachrul Razi (Aceh) Alirman Sori (Sumatera Barat), Bustami Zainuddin (Lampung), Wa Ode Rabia Al Adawia (Sulawesi Tenggara), Sylviana Murni (DKI Jakarta) dan Rahmat Shah yang merupakan mantan anggota DPD asal Sumut.

Pewarta: Juraidi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020