Jakarta (ANTARA) - Komando Armada Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menggelar latihan tempur di dekat Selat Taiwan, Jumat.

Latihan tersebut dilangsungkan setelah kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Keith J Krach ke Taiwan, Kamis (17/9), yang memicu protes dari Kemlu China dan Dewan Pemerintahan China Urusan Taiwan.

Lawatan Krach itu merupakan kunjungan yang kedua oleh pejabat tinggi AS dalam dua bulan terakhir.

Latihan diadakan sebagai tindakan yang perlu diambil dalam menghadapi situasi terkini di kawasan demi menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial, demikian disampaikan juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional China Kolonel Senior Ren Guoqiang.

"Taiwan merupakan bagian tak terpisahkan dari China dan tuntutan Taiwan merupakan urusan dalam negeri China. Kami tidak mengizinkan kekuatan asing untuk melakukan intervensi," tegasnya di depan pers.

Apakah AS memanfaatkan Taiwan --untuk menekan China-- atau kelompok separatis Taiwan yang mengundang kekuatan asing, Ren yakin upaya tersebut akan gagal.

"Siapa pun mereka yang bermain api, pasti akan terbakar. Militer China punya iktikad, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk menggagalkan campur tangan asing dan upaya pemisahan diri Taiwan," ujarnya.

Sementara itu, media Taiwan melaporkan bahwa kapal perang China melakukan patroli dari empat arah di sekitar pulau itu pada Jumat pagi.

Dalam latihan itu, PLA mengerahkan 18 unit pesawat tempur, yang terdiri dari dua unit pengebom H-6, delapan jet tempur J-16, empat J-11, dan empat J-10.

Operasi PLA dari berbagai penjuru itu membuat kelompok separatis bagaikan kura-kura dalam stoples, demikian komentar pengamat China.

Tiga hari setelah kunjungan Menteri Kesehatan dan Kemanusiaan AS Alex Azar ke Taiwan pada 10 Agustus, China juga mengerahkan sejumlah jet tempurnya ke Selat Taiwan.  

Baca juga: China sebut latihan militer di dekat Taiwan 'tindakan yang diperlukan'

Baca juga: AS tingkatkan dukungan bagi Taiwan untuk hadapi China

Baca juga: Kapal perang AS singgah di Selat Taiwan kedua kalinya dalam dua minggu

 

Menlu ingin UNCLOS 1982 ditegakkan di Laut China Selatan

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020