London (ANTARA) - Tes COVID-19 baru yang dikembangkan oleh seorang profesor di Imperial College London, Inggris, dapat memberikan hasil akurat tanpa membutuhkan uji laboratorium, dalam waktu 90 menit, demikian hasil studi yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah Lancet.

Jenis pemeriksaan baru itu, yang disebut dengan DnaNudge, memungkinkan pasien mendapatkan hasil yang lebih cepat sehingga ke depan surat keterangan sehat untuk masuk kerja dan rumah sakit dapat lebih mudah diperoleh. Dengan demikian, metode tes tersebut dapat membantu menekan penyebaran COVID-19.

Berbeda dengan tes cepat antibodi (rapid test) dan tes usap (swab test), DnaNudge menggunakan DNA pasien untuk mengetahui mereka telah terjangkit COVID-19 atau tidak.

Sejak April 2020, Badan Pengawas Obat-Obatan dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) telah menerbitkan izin pakai untuk DnaNudge setelah sejumlah uji coba menunjukkan hasil positif.

Dalam jurnal The Lancet Microbe, DnaNudge memiliki tingkat keberhasilan sampai 94,4 persen untuk mengetahui mereka yang terjangkit COVID-19 dan 100 persen tingkat akurasi untuk mereka yang tidak terjangkit virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.

“Hasil tersebut menunjukkan CovidNudge (nama lain DnaNudge, red) dapat digelar di dekat pasien tanpa harus memeriksa lebih lanjut sampel (di laboratorium, red) dan akurasi tes dapat dibandingkan dengan uji laboratorium standar,” kata Profesor Graham Cooke, kepala peneliti pengembangan metode tes baru tersebut.

Cooke saat ini mengajar di Departemen Penyakit Menular Imperial College London.

Tulisan yang diterbitkan The Lancet itu menyebutkan tes CovidNudge/DnaNudge membutuhkan sampel yang diperoleh dari usapan di area dalam hidung.

Sampel itu jadi bahan “pengujian spesifik yang sensitif dan cepat untuk mengetahui keberadaan SARS-CoV-2 tanpa uji lebih lanjut di laboratorium,” kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock saat diwawancarai oleh LBC Radio.

Inggris akan menggunakan metode tes COVID-19 itu di rumah sakit.

“Temuan penting alat tes ini tidak membutuhkan laboratorium — karena ukurannya hanya sebesar kotak sepatu — Oleh karena itu, kita dapat menempatkan alat itu, misalnya di Departemen A&E (kecelakaan dan kedaruratan) dan mereka dapat langsung mengetahui pasien yang datang terjangkit virus corona atau tidak,” kata Hancock.

Ia menjelaskan alat tes baru itu juga dapat ditempatkan di sekolah.

Tiap kotak alat tes dapat memeriksa satu sampel dalam satu waktu yang sama. Setidaknya, alat itu dapat memeriksa 16 sampel per hari, kata juru bicara perusahaan yang memproduksi alat tes DnaNudge.

Sumber: Reuters

Baca juga: Inggris bagikan jutaan alat tes, mampu deteksi corona dalam 90 menit

Baca juga: Khawatir tak aman, Inggris tarik 741.000 alat tes COVID-19

Baca juga: Inggris danai percobaan tes cepat COVID-19 sekitar Rp9,86 triliun


  

 

Dinilai mahal, pemerintah segera atur biaya tes usap

 

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020