Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyebutkan saat ini sebanyak 90 persen rumah tangga miskin di Indonesia sudah mendapat sedikitnya satu bantuan program perlindungan sosial dan padat karya.

“Agustus (hingga) sekarang kita dapat bahwa hampir 90 persen rumah tangga miskin telah mendapatkan sedikitnya satu bantuan. Jadi sekarang jauh membaik dibandingkan Mei kemarin,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.

Febrio menyatakan jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan pada Mei 2020 yaitu dari 40 persen keluarga termiskin masih ada 40 persen yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19.

“Sekarang kita bisa cukup percaya diri mengatakan satu dari 10 itu tidak mendapat atau belum dapat (bantuan). Nah ini jadi masalah dan kita harus cari caranya untuk mengejar yang satu dari 10 ini,” ujarnya.



Baca juga: Sri Mulyani: Stimulus perlindungan sosial terealisasi Rp85,3 triliun

Baca juga: Kemenkeu: 15 juta usaha mikro akan terima bantuan tunai Rp2,4 juta



Pemerintah menyiapkan anggaran untuk pelindungan sosial dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) tahun ini sebesar Rp203,9 triliun yang terdiri dari PKH Rp37,4 triliun, dan sembako Rp43,6 triliun.

Kemudian bansos Jabodetabek Rp6,8 triliun, dan bansos non Jabodetabek Rp32,4 triliun, Kartu Prakerja Rp20 triliun, diskon listrik Rp6,9 triliun, logistik/pangan/ sembako Rp25 triliun, serta BLT Dana Desa Rp31,8 triliun.

Ia menuturkan jika tidak mengikutsertakan program diskon listrik maka ada 81 persen rumah tangga miskin di Indonesia yang mendapat setidaknya satu bantuan dari pemerintah.

Oleh sebab itu, Febrio menyebutkan stimulus untuk perlindungan sosial yang memiliki anggaran sebesar Rp203,9 triliun hingga kini telah terealisasi lebih dari 58 persen.

“Perlindungan sosial kita progresnya memang luar biasa dari Rp203 triliun sudah lebih dari 58 persen yang tercapai progresnya sehingga ini menjadi strategi yang harus terus kita lakukan,” tegasnya.


Baca juga: Indef sebut pemberian bantuan tunai lebih efektif untuk masyarakat


Meski demikian, Febrio memastikan bahwa pemerintah akan terus mendistribusikan stimulus perlindungan sosial secara merata termasuk kepada warga miskin yang belum mendapat bantuan.

Hal ini dilakukan karena sumber dari krisis yaitu pandemi COVID-19 belum diketahui waktu berakhirnya serta vaksin yang diharapkan pada kuartal I 2021 telah tersedia juga memiliki risiko yakni terkait jumlah dan pendistribusian kepada masyarakat.

“Persisnya adalah apa langkah-langkah yang kita lakukan untuk memastikan paling tidak 40 persen termiskin ini benar-benar kita bisa jamin mereka agar tidak susah hidupnya,” katanya.


Baca juga: Pemerintah sudah siapkan jaring pengaman sosial untuk masyarakat

Baca juga: Kemenkeu: Warga Jabodetabek bakal terima bantuan pangan selama PSBB

 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020