Trump menarik diri dari negosiasi bantuan menghasilkan banyak ketidakpastian tentang ekonomi
New York (ANTARA) - Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Presiden AS Donald Trump memupuskan harapan untuk paket stimulus berikutnya guna meningkatkan ekonomi yang dihantam Virus Corona dan karena persediaan minyak mentah AS naik dalam seminggu terakhir.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember berkurang 66 sen atau 1,6 persen, menjadi menetap pada 41,99 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot 72 sen atau 1,8 persen, menjadi ditutup di 39,95 dolar AS per barel.

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan dia tidak optimis bahwa kesepakatan komprehensif dapat dicapai pada bantuan keuangan COVID-19 lebih lanjut dan bahwa Pemerintahan Trump mendukung pendekatan yang lebih sedikit demi sedikit.

“Trump menarik diri dari negosiasi bantuan menghasilkan banyak ketidakpastian tentang ekonomi,” kata Kepala Penelitian Komoditas BNP Paribas, Harry Tchilinguirian.

Baca juga: Harga emas jatuh 18 dolar, setelah Trump hentikan pembahasan stimulus

Harga minyak juga terpukul oleh peningkatan persediaan minyak mentah AS yang sedikit lebih besar dari perkiraan. Persediaan minyak mentah naik 501.000 barel pekan lalu, data pemerintah menunjukkan, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 294.000 barel.

Sementara itu stok bensin turun 1,4 juta barel dalam sepekan menjadi 226,8 juta barel, terendah sejak November, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 471.000 barel. Stok distilasi turun 962.000 barel, sejalan dengan ekspektasi .

"Kami melihat peningkatan yang kuat dalam permintaan produk-produk olahan," kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC di New York.

Baca juga: Rupiah melemah, tertekan pasar gundah akibat Trump tunda stimulus AS

Perusahaan-perusahaan energi mengamankan anjungan lepas pantai dan mengevakuasi pekerja pada Selasa (6/10/2020), beberapa untuk keenam kalinya tahun ini, ketika Badai Delta mengancam produksi minyak AS di Teluk Meksiko.

Badai tersebut telah menutup 29 persen produksi minyak lepas pantai di Teluk, yang menyumbang 17 persen dari total produksi minyak mentah AS.

Di Norwegia, serikat pekerja Lederne mengatakan pada Selasa (6/10/2020) bahwa mereka akan memperluas pemogokan minyak mulai 10 Oktober kecuali kesepakatan upah dapat dicapai. Enam ladang minyak dan gas lepas pantai ditutup pada Senin (5/10/2020) karena pemogokan, memotong kapasitas produksi Norwegia sebesar delapan persen.

Ladang minyak Johan Sverdrup Norwegia, ladang minyak terbesar di Laut Utara dengan kapasitas produksi hingga 470.000 barel minyak per hari, kemungkinan harus menghentikan produksi kecuali pemogokan berakhir pada 14 Oktober, kata operator Equinor EQNR.OL pada Rabu (7/10/2020).

Baca juga: Wall Street dibuka lebih tinggi, pasar fokus pada stimulus AS

Baca juga: Saham Spanyol berbalik jatuh, Indeks IBEX 35 terpuruk 0,38 persen

Baca juga: Saham Inggris setop reli panjang, Indeks FTSE 100 susut 0,06 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020