Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial Nusa Tenggara Barat meluncurkan Tagana Masuk Sekolah (TMS) dan Mobil Edukasi Bencana (MEB) sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan dan sosialisasi tentang mitigasi bencana di daerah itu.

"Takdir menempatkan Indonesia termasuk kita NTB berada pada tiga lempeng tektonik sehingga pantas dijuluki super market bencana. Semua jenis bencana ada, bencana alam dan nonalam pun menjadi keseharian kita," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi NTB, H Ahsanul Khalik di Mataram, Sabtu.

Ia mengatakan, Mobil Edukasi Bencana (MEB) dikemas menarik seperti kedai Kopi yang menyiapkan juga produk - produk lokal, agar mengundang perhatian. Selayaknya sebuah kafe berjalan, MEB membuka lapak di keramaian untuk menyasar pengunjung yang akan menikmati kopi dan mendapatkan informasi terkait kebencanaan.

Baca juga: Tak cukup sistem peringatan tsunami, edukasi warga harus berlanjut

"Mobil ini berfungsi sebagai kafe berjalan yang bisa membuka lapak di keramaian lalu pengunjung menikmati kopi asli Lombok dan Sumbawa dengan kue dan jajanan lokal, dan sambil menikmati kopi diisi dengan diskusi kebencanaan, atau sosialisasi tentang bencana, sehingga masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana yang terjadi sewaktu-waktu," jelasnya.

Menurut Ahsanul, berangkat dari kondisi ini, semua pihak harus berperan aktif dalam misi kemanusiaan. Guna mengurangi resiko bencana seperti yang pernah terjadi 2 tahun silam di NTB.

"Peran semua pihak termasuk para santri, pelajar, mahasiswa dan semua komponen masyarakat sangat penting dikuatkan menjadi bagian dalam pengurangan risiko bencana. Sehingga kita dapat menyiapkan kesiapsiagaan untuk respon yang efektif untuk bangkit kembali," kata Aka panggilan akrabnya.

AKA berpesan agar gerakan sederhana kesiapsiagaan ini, menjadi semangat warga masyarakat di NTB khususnya untuk lebih siap dengan cobaan hidup. Sekaligus memupuk kesadaran seluruh pihak untuk tetap menjaga alam tanpa merusaknya dengan kegiatan - kegiatan yang tidak baik.

Baca juga: MUI-BNPB edukasi penanganan bencana lewat ceramah

"Mari kita jadikan sebagai ikhtiar untuk pengurangan resiko bencana menjadi bagian dari investasi peradaban bagi anak cucu kita. Tagana harus menjadi pelopor, motivator dan motor penggerak kesiapsiagaan kita dari bencana," katanya.

Gerakan nasional Tagana Masuk Sekolah di NTB pada sepanjang bulan oktober ini, akan menyasar 35 sekolah dan pondok pesantren di 10 kabupaten/kota di NTB.

Diketahui, Tagana Masuk Sekolah (TMS) kian populer di kalangan sekolah di Indonesia. TMS menjadi gerakan nasional yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada Februari 2019 lalu di Banten, untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi bencana untuk mengurangi resiko yang terjadi di berbagai daerah. Gerakan ini pun kian masif di NTB, mengingat topografi di daerah ini memiliki potensi besar terjadinya gempa dan tsunami.

Baca juga: ACT-MRI Jember edukasi siswa SDN Klungkung terkait mitigasi bencana
Baca juga: Kadin sebut pelaku usaha di kawasan rawan banjir perlu edukasi bencana
Baca juga: IAGI edukasi mahasiswa STIA Mataram tentang kebencanaan

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020