Ada banyak produk ekraf yang bisa menunjang sektor pariwisata seperti kerajinan atau makanan yang bisa dijadikan buah tangan
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Muhammad Nur Purnamasidi menginginkan adanya keselarasan program yang lebih baik lagi antara sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memperbesar devisa yang masuk.

"Chemistry-nya belum nyambung. Kami bisa lihat, ketika rapat-rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, pariwisatanya ke kanan, ekonomi kreatifnya ke kiri," kata Muhammad Nur Purnamasidi dalam rilis di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Kemenparekraf: Roda perekonomian bergerak terapkan protokol kesehatan

Menurut dia, masih belum terlihat adanya program bersama yang menyinergikan kedeputian pariwisata dengan ekonomi kreatif di Kemenparekraf.

Ia mengutarakan harapannya agar kedua sektor itu meningkatkan sinerginya, karena dapat mendongkrak perekonomian lokal sekaligus menambah pendapatan negara.

"Kalau tidak, ya itu, capaian-capaian yang dilakukan pemerintah untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai menyumbang terbesar devisa secara nasional akan sulit untuk kita capai," ucapnya.

Nur Purnamasidi berpendapat bahwa sebenarnya ada banyak produk ekraf yang bisa menunjang sektor pariwisata seperti kerajinan atau makanan yang bisa dijadikan buah tangan atau oleh-oleh.

Namun, lanjutnya, hal itu kerap terlupakan seperti lokasi wisatanya sudah menampilkan pemandangan yang sudah bagus, tetapi beragam industri pendukungnya dalam kondisi kurang.

"Misalnya, makanannya kurang higienis, aneka ragam masakannya juga tidak menarik minat pengunjung. Harus beriringan antara pariwisata dan ekraf," ujarnya.

Meskipun secara kelembagaan pariwisata dan ekraf sudah menjadi satu, menurut dia, tapi iramanya keduanya masih belum padu.

Ia mencontohkan salah satu program kepariwisataan yaitu program Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA), yang sebenarnya bisa saja semua sampah dikumpulkan kemudian diolah menjadi industri olahan baru yang dapat menjadi oleh-oleh bagi wisatawan.

Komisi X DPR RI bersama Kemenparekraf telah menyepakati anggaran Rp4,377 triliun anggaran pada 2021 yang ditujukan untuk percepatan pemulihan pariwisata, membuat pariwisata dan ekonomi kreatif berkualitas, serta digitalisasi dan kedaulatan digital.

Hal itu penting antara lain karena mengingat data Kemenparekraf per April 2020, terdapat sedikitnya 1.500 hotel dan akomodasi tutup sementara, serta sejumlah restoran dan rumah makan mengalami penurunan omset mencapai 70 persen, hingga tutupnya 36 cabang merek makanan dan minuman.

Selain itu, terdapat pula berbagai destinasi wisata dan tempat hiburan tutup sementara, serta 39 ajang MICE yang ditunda.

Baca juga: Lima destinasi wisata di Sulut jadi sasaran Gerakan BISA Kemenparekraf
Baca juga: Kemenparekraf dorong perajin batik pasarkan produk daring

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020