BI intervensi melalui pasar spot, obligasi, domestic non delivery forward (DNDF) atau transaksi derivatif valas
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore, berada dalam area penguatan ditopang sentimen positif dari dalam negeri.

Rupiah ditutup menguat 59 poin atau 0,40 persen menjadi Rp14.743 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.802 per dolar AS.

"Secara umum sentimen dari dalam negeri masih positif meski terdapat demonstrasi terkait UU Cipta Kerja," ujar Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong di Jakarta, Rabu.

Ia menilai pelaku pasar uang merespons positif UU Cipta Karya sehingga aksi demonstrasi relatif tidak terlalu mempengaruhi volatilitas rupiah terhadap dolar AS.

"Kondisi itu menjaga rupiah bertahan di area positif meski kenaikan rupiah pada sore ini tidak sebesar tadi pagi," ucapnya.

Dari eksternal, Lukman menambahkan negosiasi mengenai langkah-langkah stimulus terbaru di AS menjadi perhatian utama investor. Ketua DPR AS Nancy Pelosi menolak proposal Gedung Putih senilai 1,8 triliun dolar AS.

"Kondisi eksternal membuat volatilitas dolar AS tinggi, sehingga pergerakan rupiah menjadi terbatas," katanya.

Sementara itu, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan intervensi Bank Indonesia turut menjaga pergerakan rupiah berada di area positif.

"BI intervensi melalui pasar spot, obligasi, domestic non delivery forward (DNDF) atau transaksi derivatif valas terhadap rupiah. Dan ini lebih efektif dalam stabilisasi nilai tukar untuk tujuan stabilitas harga," katanya.

Rupiah pada pagi tadi menguat 107 poin atau 0,72 persen menjadi Rp14.695 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.802 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.780 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.793 per dolar AS.

Baca juga: Gubernur BI bicara bauran kebijakan hadapi krisis COVID di forum IMF
Baca juga: Rupiah menguat meski dibayangi sentimen negatif
Baca juga: Gubernur BI: Rupiah berpotensi menguat, ini indikatornya


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020