Karena itu, ketahanan pangan masyarakat desa tidak berpengaruh langsung dengan situasi ini
Kupang (ANTARA) - Peneliti Sumber Daya pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Dr Tony Basuki mengatakan kehidupan para petani di bagian barat Pulau Flores tidak tertekan dengan suasana pandemi COVID-19.

"Saya sudah seminggu masih sedang berada di pedalaman Manggarai Flores bagian barat. Sambil melihat situasi di desa, rasanya petani masih dalam posisi semangat bertani. Tidak ada kesan petani yang hidup tertekan dengan suasana pandemi ini," kata Tony Basuki di Kupang, Kamis.

Baca juga: Akademisi dorong masjid hubungkan petani dan konsumen saat COVID-19

Ia dihubungi ANTARA melalui telepon genggam dari Kupang berkaitan dengan Hari Pangan Sedunia dan dampak COVID-19 terhadap kehidupan para petani di provinsi berbasis kepulauan itu.

Menurut dia, sampai saat ini tidak ada kesan para petani di pedalaman Pulau Flores bagian barat yang hidup tertekan dengan suasana pandemi COVID-19 ini.

Baca juga: Legislator serukan lindungi petani dari impor dan penanganan COVID-19

"Karena itu, ketahanan pangan masyarakat desa tidak berpengaruh langsung dengan situasi ini," katanya.

"Ini berarti petani kita masih pada posisi giat bertani dalam menghasilkan panen," katanya.

Dia menambahkan, dengan melihat kondisi saat ini, khususnya petani padi, sebagian besar pertanamannya sudah fase pengisian, bahkan ada yang mulai siap-siap panen.

Hanya saja, tantangan petanì sampai saat ini adalah kekeringan, walaupun sebagian kecil wilayah sudah mulai turun hujan, kata Tony Basuki.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020