Harga emas kemungkinan akan bergeser ke kisaran 1.900-1.975 dolar AS per ounce saat pemilihan semakin dekat
Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka turun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah membukukan kenaikan dua hari beruntun karena memudarnya peluang perjanjian stimulus AS sebelum pemilihan presiden 3 November dan menguatnya greenback merusak daya tarik logam kuning sebagai lindung nilai inflasi. Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, melemah 2,5 dolar AS atau 0,13 persen menjadi ditutup pada 1.906,40 dolar AS per ounce.

Harga emas berjangka naik tipis 1,6 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.908,90 dolar AS pada Kamis (15/10/2020), setelah bertambah 12,7 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.907,30 dolar AS pada Rabu (14/10/2020), dan anjlok 34,3 dolar AS atau 1,78 persen menjadi 1.894,60 dolar AS pada Selasa (13/10/2020).

Baca juga: Saham Prancis melambung, Indeks CAC 40 melonjak 2,03 persen

"Dengan rancangan undang-undang stimulus tahun ini sangat tidak pasti, emas tetap terikat pada dolar AS," kata Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Mulia BMO, Tai Wong.

"Sementara sentimen untuk emas tetap sangat bullish tanpa pendorong jangka pendek yang kuat, kami memperkirakan emas bergerak maju-mundur di sekitar 1.900 dolar AS tidak dapat secara substansial menembus kisaran bulanan 1.850-1.950 dolar AS."

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,2 persen pada Jumat (16/10/2020), tetapi berada di jalur untuk kenaikan mingguan, membuat harga lebih mahal bagi pemegang mata uang lain untuk membeli emas.

Baca juga: Saham Inggris bangkit dari kerugian, Indeks FTSE 100 naik 1,49 persen

Laporan penjualan ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan juga mengangkat selera terhadap aset-aset berisiko, tetapi produksi pabrik secara tak terduga turun pada September.

Demokrat dan Republik tampaknya tidak mungkin menyetujui kesepakatan stimulus AS sebelum Hari Pemilihan bahkan ketika kasus Virus Corona terus meningkat dan pemulihan pasar tenaga kerja terhenti.

Baca juga: Dolar jatuh dan euro terendah, tertekan memudarnya harapan stimulus AS

Harga emas yang telah melonjak sekitar 25 persen sepanjang tahun ini, dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Dengan begitu banyak risiko peristiwa segera terjadi, yang berpuncak dengan pemilihan presiden AS, kami kemungkinan akan melihat posisi terendah dalam emas untuk bulan depan atau selanjutnya," kata Analis Pasar Senior OANDA, Jeffrey Halley, dalam sebuah catatan.

Baca juga: Saham Jerman berbalik naik tajam, Indeks DAX 30 terangkat 1,62 persen

"Harga emas kemungkinan akan bergeser ke kisaran 1.900-1.975 dolar AS per ounce saat pemilihan semakin dekat."

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 18,1 sen atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada 24,405 dolar AS per ounce. Harga platinum untuk pengiriman Januari naik delapan dolar AS atau 0,93 persen menjadi ditutup pada 869,3 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham Spanyol ditutup "rebound," Indeks IBEX 35 terkerek 0,48 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020