Jakarta (ANTARA) - Sejumlah kasus yang menjadi perhatian publik telah diungkap, bahkan pengungkapan kasus kepemilikan senjata api ilegal telah mengantarnya meraih penghargaan bergengsi.

Itu adalah salah satu capaian Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Andi Sinjaya Ghalib. Dia mengawali karirnya di Kepolisian setelah lulus Akademi Kepolisian (Akpol) 2002, kemudian masuk jajaran reserse dan kriminal yang dianggap sebagai "roh" Kepolisian.

Melanglang buana sebagai perwira pertama Kepolisian, Andi muda mengemban tugas sebagai Kepala Unit I Subdit I Industri dan Perdagangan pada Direktorat Reserse Kriminal
Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur.

Prestasi ditunjukkan pria kelahiran Jakarta, 25 Januari 1981 itu sehingga mampu menghadirkan berbagai penghargaan dari internal Polri maupun lembaga eksternal.

Setelah bertugas di Polda Jatim, Andi diberi amanat sebagai Kepala Satuan Reskrim Polres Sidoarjo pada 2017. Kemudian putra Bone (Sulawesi Selatan) itu ditarik ke Polda Metro Jaya sebagai Kanit 2 Subdit 3 Ditreskrimsus pada 2018.

Lompatan karir yang cukup baik bagi seorang perwira muda Kepolisian karena menempati satu posisi di Polda terbaik se-Indonesia.

Setahun berlalu, Andi mengemban tugas sebagai Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Tentunya jenjang karir yang cemerlang lantaran menduduki posisi krusial di salah salah Polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Putra pasangan Letjen (Purn) TNI Andi Muhammad Ghalib dan Andi Murniati itu mengungkap berbagai tindak kejahatan di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Selatan.

Salah satunya menangani kasus penodongan senjata api terhadap dua pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dilakukan seorang pengemudi mobil sport "Lamborghini" dan kepemilikan satwa langka dengan tersangka Abdul Malik.

Terungkap Abdul Malik mendapatkan senjata dari anak artis Ayu Azhari, Axel Djody Gondokusumo. Kemudian, anak selebritis itu ditetapkan sebagai tersangka bersama Muhammad Setiawan Arifin dan Yunarko terkait jual beli senjata api ilegal.

Baca juga: Kompolnas sebut aplikasi SIGAP terobosan brilian SPN Polda Metro
Baca juga: Jaya Suprana: Polisi Indonesia tak kalah dengan FBI
Supercar Lamborghini milik tersangka Abdul Malik disita pihak Polres Metro Jakarta Selatan dalam kondisi rusak akibat mengalami kecelakaan, Selasa (24/12/2019). (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Muri
Usai mengungkap kasus kepemilikan senjata api itu, Andi diterpa isu pemerasan terhadap salah satu pelapor. Namun hal itu tidak terbukti berdasarkan hasil pemeriksaan intensif Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Metro Jaya.

Andi kemudian menjadi Koordinator Tenaga Pendidik Sekolah Pendidikan Negara Lido Polda Metro Jaya sejak awal 2020.

Namun Andi telah tercatat sebagai polisi yang mengungkap kasus besar kepemilikan senjata api ilegal terbanyak. Diapun diganjar penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri).

Piagam Rekor Muri diberikan langsung oleh pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia, Jaya Suprana kepada Kapolres Metro Jakarta Selatan (waktu itu) Kombes Polisi Bastoni Purnama dan AKBP Andi Sinjaya Ghalib.

"Saya terkesan apa yang dilakukan Polres Metro Jaksel membuktikan bahwa beliau-beliau ini menunaikan tugas negara tanpa pandang bulu,” kata Jaya Suprana.

Dari hasil pengungkapan itu, Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan di bawah komando Andi Sinjaya menyita tujuh pucuk senjata api ilegal dan belasan butir peluru tajam.

Hampir sembilan bulan berjalan, kemudian Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis menerbitkan Surat Telegram bernomor ST/2935/X/KEP./2020 yang ditandatangani Asisten SDM Kapolri, Irjen Pol. Drs Sutrisno Yudi Hermawan tertanggal 13 Oktober 2020.

Pada STR Kapolri itu tertera nama AKBP Andi Sinjaya Ghalib yang mendapat amanah sebagai Kapolres Enrekang (Sulawesi Selatan) menggantikan AKBP Endon Nurcahyo yang dimutasi menjadi Kapolres Pangkep (Sulawesi Selatan(.

"Dimana pun saya bertugas akan tetap menunjukkan dedikasi terbaik untuk negara," ujar Andi.

Andi menuturkan akan fokus terhadap inovasi terhadap pelayanan masyarakat di Kabupaten Enrekang yang memiliki populasi sekitar 190 ribu orang. Selain itu bersinergi dengan pemerintah daerah, TNI maupun pihak terkait lainnya guna meningkatkan roda perekonomian masyarakat.

Berbekal pengalaman tugas di Polda Metro Jaya, Polda Jawa Timur, hingga Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), Andi akan berupaya menciptakan berbagai terobosan dan kreativitas dalam pelayanan bagi masyarakat serta soliditas bagi seluruh jajaran anggota Polres Enrekang.

Andi pun siap membantu program pemerintah pusat menjalankan kedisiplinan protokol kesehatan bagi masyarakat. Polri pun bersama TNI dan pemda setempat mengemban tugas memutus mata rantai COVID-19.

Baca juga: Mantan Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Andi Sinjaya terima Muri
Baca juga: Polda: Kasat Reskrim Polrestro Jaksel tidak terbukti peras Rp1 miliar
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Yusri Yunus didampingi AKBP Andi Sinjaya Ghalib (kanan) dan Kombes Polisi Bastoni Purnama (kiri) memperlihatkan barang bukti senjata api yang disita dari Abdul Malik pengemudi Lamborghini koboi Kemang, Selasa (24/12/2019) (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Ide "SIGAP"
Andi tidak hanya menonjol sebagai anggota Polri, namun mampu berprestasi dari sisi akademik dengan meraih gelar doktor di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur.

Pria keturunan Bone itu menulis disertasi berjudul "Kebijakan Formulasi tentang Kewenangan Penyidik Kepolisian RI untuk Menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan dalam Perspektif Pembaharuan Hukum Pidana".

Berbekal prestasi akademis itu, perwira menengah Kepolisian itu membuat terobosan sistem pembelajaran di SPN Lido Polda Metro Jaya

Andi bersama seniornya, Kepala SPN Lido Polda Metro Jaya Kombes Polisi Aloysius Supriyadi mencetuskan gagasan "SIGAP PROMOTER SPN PMJ".

"Kekuatan organisasi Polri terletak pada kekuatan sumber daya manusia yang melaksanakan tugas pokok fungsi dan peran Polri di masyarakat," kata Aloysius.

Selanjutnya, Aloysius sebagai penanggung jawab membentuk kelompok kerja untuk merumuskan aplikasi SIGAP, Wakil Kepala SPN AKBP Matrius sebagai wakil penanggung jawab, manajer proyek AKBP Andi Sinjaya Ghalib serta pejabat utama SPN sebagai anggota perumus.

Aloysius mengungkapkan aplikasi SIGAP berawal dari ide cara mendongkrak integritas para calon bintara Polri. Itu sesuai visi dan visi Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz melalui program "Promoter" khususnya poin ketiga untuk mewujudkan pemberdayaan kualitas SDM Polri yang profesional dan berkompeten.

Hal tersebut seiring pula dengan komitmen dan penekanan Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Nana Sudjana menjadikan Polda Metro Jaya sebagai pelopor inovasi untuk kepentingan masyarakat dan institusi Polri serta mewujudkan pengembangan kapasitas diri setiap anggota sesuai tantangan global menuju revolusi industri 4.0.

Baca juga: Aplikasi SIGAP dinilai isi kekosongan sistem belajar di SPN Lido
Baca juga: SPN Polda Metro Jaya terapkan pendidikan berbasis aplikasi daring
 AKBP Andi Sinjaya Ghalib saat menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Kompetensi
Aloysius dan Andi Sinjaya berusaha menciptakan sistem pembelajaran bagi tenaga pendidik maupun siswa calon bintara Polri agar bisa berlangsung secara interaktif dan mobile sehingga efektif dan efisien untuk mencapai target yang dituju.

"Untuk menciptakan generasi muda Polri di level bintara Polri yang handal dan memiliki kompetensi serta karakter yang kuat, SPN Polda Metro Jaya menginisiasi aplikasi SIGAP," tutur Aloysius.

Utamanya, gagasan SIGAP seiring dengan pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas dan berkompetensi tinggi untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.

Presiden Jokowi menyebutkan revolusi industri 4.0 mengandalkan kecepatan tinggi, intelegensi artificial (kecerdasan entitas ilmiah), data besar, dan sistem robotik sehingga Bangsa Indonesia perlu mempersiapkan SDM berkompetensi tinggi.

Sehingga SPN Lido Polda Metro Jaya berupaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan siswa calon polisi melalui sistem pembelajaran yang komprehensif.

Setiap tahunnya tidak pernah kurang dari 500 hingga 1.000 siswa menjalani pendidikan dan penggemblengan sebagai calon bintara Polda Metro Jaya di SPN Lido, Sukabumi, Jawa Barat.

Andi Sinjaya Ghalib menjelaskan guna mendukung terlaksananya aplikasi SIGAP sebagai program berbasis teknologi informasi (TI), dicanangkan pula program pengembangan kapasitas para tenaga pendidik (Instructor Capacity Building) dan perbaikan sarana prasarana di SPN.

Selama ini, penilaian kinerja tenaga pendidik, pengasuh maupun siswa calon bintara Polri dilakukan secara konvensional atau tidak berbasis teknologi sehingga perlu beralih melalui sistem digital.

Baca juga: "SIGAP" jurus jitu SPN Polda Metro dongkrak kualitas SDM Polri
Baca juga: Polres Jaksel sita Lamborghini penodong pistol dalam kondisi rusak
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan (saat itu) AKBP Andi Sinjaya Ghalib memberikan keterangan kepada awak media terkait penangkapan empat remaja pelaku pengeroyokan pemuda Jalan Bangka, Jakarta Selatan, hingga tewas, Selasa (7/1/2020). ANTARA/HO-Humas Polres Metro Jakarta Selatan/pri.
Sistem Pembelajaran
Pemberian nama program SIGAP menurut Aloysius berasal dari singkatan "Siswa Gadik (Tenaga Pendidik) dan Pengasuh" yang terlibat langsung pada sistem belajar mengajar di SPN se-Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan dari pimpinan SPN Lido Polda Metro Jaya, diperlukan program untuk mengatasi persoalan pada sistem pembelajaran calon bintara Polri. Antara lain peningkatan kapasitas tenaga pendidik, perbaikan sarana-prasarana dan pembuatan aplikasi berbasis teknologi SIGAP.

Program aplikasi SIGAP berbasis digital yang memiliki prinsip "Simplifying Interacting Evaluating".

Tim perumus SPN menyimpulkan prinsip simplifying bersifat mobile dengan basis Android dan situs atau web sehingga memudahkan seluruh akses bagi pihak terkait pada proses pembelajaran di SPN.

Prinsip interacting mendasari kemampuan interaksi siswa, tenaga pendidik, dan pengasuh dalam proses belajar mengajar dengan hasil lebih berkualitas.

Kemudian evaluating bertujuan mengukur serta memacu kinerja komponen siswa, tenaga pendidik maupun pengasuh secara efektif dan Efisien.

Pemanfaatan teknologi pada proses belajar mengajar berbasis teknologi itu dapat berkelanjutan dan lebih berkualitas, serta selaras dengan program sistem informasi pendidikan dan latihan (SIPL) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri.

Melalui pembelajaran berbasis teknologi, sehingga menjamin terlaksananya program pendidikan sesuai kurikulum dan aturan yang berlaku guna tercapainya kualitas Brigadir Polisi sesuai profil kelulusan yang diharapkan.

Baca juga: Kejari Jakarta Selatan musnahkan 17 pucuk senjata api
Baca juga: Polrestro Jaksel sita pistol di depan minimarket
Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia Jaya Suprana menyerahkan piagam penghargaan Muri kepada AKBP Andi Sinjaya Ghalib atas prestasi pengungkapan kasus kepemilikan senjata api ilegal terbanyak saat menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Solusi
Tim telah merancang aplikasi SIGAP sebagai solusi mengatasi permasalahan pembelajaran di SPN melalui pembagian tugas tenaga pendidik untuk menghindari kelas kosong dan mempermudah menyusun jadwal mengajar.

Selanjutnya, terdapat forum diskusi, meminimalisir kelalaian siswa yang tidak menyimak dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Siswa yang tidak paham dalam mata pelajaran dapat melakukan diskusi forum dengan tenaga pendidik siswa lainnya.

Lalu, ada menu bahan mengajar dari tenaga pendidik berbasis digitalisasi, kuesioner sistem untuk menilai tenaga pendidik pada sistem aplikasi SIGAP.

Aplikasi itu juga memuat halaman tugas dilengkapi sistem notifikasi dan jadwal terakhir pengumpulan tugas untuk mengingat siswa mengenai bahan pelajaran yang akan dipelajari.

Ada juga tampilan sistem absensi elektronik menggunakan teknologi kode bar (barcode) pada ruangan Kepala SPN untuk absensi tenaga pendidik.

Terakhir, menu jaringan "hotline" siswa calon bintara Polri untuk berkomunikasi dengan pimpinan atau pejabat utama terkait pembelajaran dan pengasuhan.

Harapannya, aplikasi SIGAP menjadi langkah solutif dalam menghadapi tantangan global era industri 4.0 untuk membantu mencetak personel Tribrata yang profesional, modern dan berintegritas sesuai arahan Kapolri dan Kapolda Metro Jaya.

Aplikasi SIGAP dipersiapkan untuk proses pembelajaran bagi pendidikan pembentukan calon Bintara Polri TA 2020 yang sedianya dibuka pada Juli, namun karena pandemi COVID-19 diundur menjadi November 2020.

Kini, setelah Andi pindah menjadi Kapolres Enrekang diharapkan sistem pembelajaran berbasis teknologi digital SIGAP itu dapat diterapkan pada seleksi calon Bintara Polri 2020 guna meningkatkan kualitas SDM Kepolisian.

Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020