Kendati terjadi anomali serius yang mencoreng pemilu yang berjalan lancar dan menurut hasil yang didapat dari kotak suara, saya mendapat kemenangan dalam pemilu di putaran pertama ini,
Conakry (ANTARA) - Kandidat presiden oposisi di Guinea, Cellou Dalein Diallo, menyatakan pada Senin (19/10) bahwa ia memenangi putaran pertama pemilu 18 Oktober, namun klaim itu segera diperdebatkan oleh komisi pemilu dan pemerintahan.

"Kendati terjadi anomali serius yang mencoreng pemilu yang berjalan lancar dan menurut hasil yang didapat dari kotak suara, saya mendapat kemenangan dalam pemilu di putaran pertama ini," ujar Diallo di hadapan jurnalis dan para pendukungnya.

Diallo tidak memaparkan angka perolehan suara, namun menyebut kemenangan itu berdasarkan pada hitungan partainya, bukan hitungan resmi yang dilakukan oleh komisi pemilu --yang belum dipublikasikan.

Komisi pemilu menyebut bahwa klaim Diallo tidak memberikan pengaruh pada hasil resmi.

"Komisi Pemilu Nasional Independen adalah satu-satunya badan yang berwenang untuk memberikan hasil sementara. Tidak ada partai politik maupun individu mana pun yang bisa melakukannya," kata Mamadi Kaba, juru bicara komisi pemilu.

"Kami menyayangkan sikap Tuan Diallo dan kami menyatakan bahwa deklarasi ini tidak valid," ujar Kaba menambahkan.

Pemerintah negara di Afrika Barat tersebut, dalam sebuah pernyataan pada Senin malam, menyebut bahwa klaim Diallo tidak bertanggung jawab dan dapat memicu kebingungan serta merusak perdamaian di Guinea.

Pemerintah juga memperingatkan bahwa pihaknya dapat mengajukan tuntutan kriminal terhadap Diallo. Menurut pemerintah, perolehan suara dari 15.000 tempat pemungutan masih dalam penghitungan.

"Tidak mungkin bahwa dalam proses di tahap ini sudah dapat dilihat kecenderungan (perolehan suara), terlebih lagi hasil pemilu," tulis pemerintah.

Menteri Keamanan Damantang Albert Camara sebelumnya menuding partai Diallo mempublikasikan hasil yang keliru, serta memperingatkan bahwa hal itu dapat memicu kekerasan.

"Strategi perayaan yang dipaksakan, prematur, dan tidak tepat ini telah direncanakan dengan hati-hati sebelum pemilu," kata Camara.

Diallo adalah penantang utama dari kandidat petahana, Alpha Conde (82), yang tengah berupaya menang untuk kali ketika setelah terdapat perubahan konstitusional pada Maret lalu --yang memicu aksi protes maut.

Kelompok-kelompok pegiat HAM menyebut setidaknya ada 50 orang yang terbunuh pada tahun lalu selama aksi protes menentang perubahan konstitusional yang memungkinkan Conde menjabat lagi setidaknya hingga enam tahun.

Menyusul pengumuman kemenangan Diallo, para pendukungnya turun ke jalan di wilayah kantong suara untuk mengumumkan klaim tersebut.

Melalui cuitan di Twitter, Diallo menulis bahwa tiga pemuda terbunuh di wilayah ibu kota, dan sejumlah orang lainnya terluka oleh pasukan keamanan selagi para korban merayakan kemenangan itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Presiden Guinea umumkan referendum UUD baru

Baca juga: Perusuh bakar gedung polisi di Guinea, 17 orang terluka

Baca juga: Presiden Guinea, realisasikan kerjasama investasi


 

Guinea Minta RI Berinvestasi di Sektor Pertanian

Penerjemah: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020