Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Ustadz Yusuf Mansur mengatakan menjalankan protokol kesehatan menjadi ibadah baru di masa pandemi COVID-19, karena dapat menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

"Memang kita perlu kampanyekan ada ibadah yang sebelumnya tidak pernah ada sebelum pandemi, yaitu ibadah menjaga keselamatan orang lain dengan cara mematuhi protokol kesehatan. Dengan menjalankan protokol kesehatan itu kita sedang beribadah," katanya dalam talkshow virtual "Sosialisasi Pesantren Daarul Quran: Iman, Aman, Imun" yang diselenggarakan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Satgas COVID-19: Jangan kendor protokol kesehatan jelang libur panjang

Baca juga: Doni: Kemampuan pemeriksaan COVID-19 Indonesia meningkat luar biasa


Ustadz Yusuf Mansur mengatakan menggunakan masker dengan benar itu menjadi ibadah paling tinggi di ajaran Islam maupun agama lainnya di masa pandemi seperti saat ini. Karena dengan menggunakan masker berarti sedang menjaga keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.

Bukankah Islam juga menjadi agama yang mulia karena misinya untuk menyelamatkan orang lain. Selain itu, ketika seseorang mengikuti aturan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, tidak berkerumun, dan mencuci tangan itu artinya mereka juga sedang beribadah.

"Karena sebelumnya tidak ada, sekarang ada, artinya Allah SWT menambah jenis ibadah kita untuk menutup segala kekotoran, kebusukan, kekurangan, kejahatan dan kemaksiatan kita. Sehingga, mudah-mudahan dengan kita memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, tanpa sadar kita malah dapat banyak amal saleh dan pahala untuk menutup hal buruk tadi," ujar Ustadz Yusuf Mansur.

Ia mengimbau para santri dan masyarakat lainnya untuk selalu menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain di masa pandemi COVID-19, dengan cara patuh menjalankan protokol kesehatan. "Di sana Islam bisa berperan. Percuma kita lakukan banyak hal, tapi malah mendatangkan bahaya untuk kita sendiri dan orang lain," ucapnya.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Dr Sonny B Harmadi pada kesempatan yang sama mengatakan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabut itu ada berdasarkan pengalaman menghadapi wabah dan pandemi di masa lalu, didasarkan riset dan kajian juga.

Baca juga: Sembuh dari COVID-19, dokter Alim gencarkan protokol kesehatan

Jadi, menurut dia, pada negara yang masyarakatnya menggunakan masker secara ketat, dalam tiga minggu kasus positif COVID-19 turun drastis, tersisa 20-25 persen saja kasus hariannya.

Sonny mengatakan melakukan jaga jarak juga sudah diteliti secara ilmiah bermanfaat dalam mencegah penularan virus yang menyebar dari droplet dan aerosol. "Contohnya orang berbicara akan menyebarkan aerosol. Jadi jaga jarak dua meter bisa membuat kita menjadi lebih aman," tuturnya.

Sedangkan untuk mencuci tangan dengan sabun, katanya, juga sudah diteliti secara ilmiah manfaatnya, dapat membunuh virus dan bakteri yang menempel di badan seseorang.

Ia mencontohkan masyarakat Jepang yang sudah memiliki kesadaran memakai masker ketika sedang kurang enak badan. Mereka tidak mau menulari orang lain virus atau penyakit yang sedang ada dalam tubuhnya.

Baca juga: Tokoh agama: 8 bulan wabah COVID-19, masih ada masyarakat terima hoaks

Baca juga: Doni ingatkan protokol kesehatan "vaksin" efektif tangkal COVID-19


"Selain itu juga sadar bahwa dalam kondisi imun yang sedang menurun harus mencegah agar tidak ada virus atau bakteri lain yang justru masuk ke tubuhnya. Jadi itu juga bentuk kepedulian sosial. Selain melindungi diri sendiri, juga sadar untuk melindungi orang lain," kata Dr Sonny. #satgascovid19 #cucitangan #pakaimasker #jagajarak

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020