mencegah hal tidak diinginkan, seperti muncul klaster baru
Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur'an Ustadz Yusuf Mansur mengatakan para santri dan pengurus di pondok pesantrennya menghadapi pandemi COVID-19 bukan sebagai beban sehingga tidak menganggapnya sebagai tantangan.
 

"Tidak ada tantangan buat kami, karena kami enjoy saja menghadapinya, dan tidak menjadikannya sebagai beban. Ada Allah SWT yang kami bisa mintai pertolongan dan bantuan. Teman-teman yang lain juga jangan khawatir, jangan ada keraguan akan kuasa Allah, kita musti ringan menjalani hidup sehingga ada kenikmatan saat menjalaninya," kata Ustadz Yusuf Mansur dalam talkshow virtual “Sosialisasi Pesantren Daarul Quran: Iman, Aman, Imun” yang digelar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Jakarta, Jumat.
 

Tokoh pendakwah Betawi itu mengatakan tidak ada masalah ketika ada kesusahan yang menghampiri umat, karena seharusnya mereka sudah tahu ke mana itu semua dapat dikembalikan, yaitu kepada Allah SWT.
 

"Ada yang tidak kita dapat mungkin ketika menghadapi pemutusan kerja karena pandemi COVID-19. Kita jadi gelisah dan mulai menyalahkan COVID-19, menyalahkan lingkungan, menyalahkan negara. Padahal gampang saja ketika dia tahu yang mencabut rizki itu Allah, maka datang lagi saja ke Allah dan jangan tanggung-tanggung berdoa dan minta yang lebih banyak, yang lebih baik," ujar dia.
 

Relevansi dari sikap yang tidak menjadikan pandemi COVID-19 sebagai beban, ia mengatakan di pesantren segala sesuatunya jadi dapat dijalankan dengan ringan. Karena jika itu dianggap sebagai beban justru akan menyusahkan dan benar-benar akan menjadi beban.
 

"Alhamdulillah di pesantren aman banget. Kami di setiap cabang selalu berkoordinasi dengan pemerintah kota, kemudian dinas kesehatan, minimal dengan puskesmas sekitar untuk menjalankan protokol kesehatan. Bahkan kami bekerja sama dengan kawan-kawan dari TNI untuk membantu kami menjalankan protokol kesehatan dengan benar dan mencegah hal tidak diinginkan, seperti muncul klaster baru," kata Ustadz Yusuf Mansur.
 

Ia menyambut baik sosialisasi "Iman, Aman, Imun" yang sedang dilaksanakan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 untuk memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 di masyarakat, termasuk di pesantren-pesantren. "Tadi bagus tuh, iman, aman, imun. Keren. Iye, iye, iye, bener itu".

Baca juga: Satgas COVID-19: Jangan kendor protokol kesehatan jelang libur panjang

Baca juga: Ustadz Yusuf Mansur: Protokol kesehatan jadi ibadah baru saat pandemi

Baca juga: Doni: Kemampuan pemeriksaan COVID-19 Indonesia meningkat luar biasa

 

Sebelumnya Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo memberikan tips kepada masyarakat Indonesia untuk menjalankan 3W yakni wajib iman, wajib aman, wajib imun sebagai ikhtiar agar terhindar dari penularan virus corona baru.
 

Iman dalam 3W bermakna berdoa dan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing, sedangkan aman bermakna memilik prinsip sama dengan menjalankan protokol kesehatan yang di dalamnya termasuk mematuhi 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun.
 

Sementara itu, imun bermakna makan makanan bernutrisi, istirahat cukup, berolahraga rutin, tidak panik atau stres dan yang tidak kalah penting hati yang senang, kata Doni.
 

"Ingat, jurus iman-aman-imun itu ibarat 'satu tarikan nafas'. Tidak bisa hanya satu yang dilaksanakan, dua yang lainnya tidak. Tidak bisa juga, dua dilaksanakan dan yang satu tidak," kata Doni.

Tiga-tiganya harus dilakukan bersama-sama. Dan prinsip utama yang harus dicamkan, yakni 'dokter terbaik adalah diri sendiri, ujar perwira tinggi TNI-AD yang sejak 9 Januari 2019 menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.

#satgascovid19 #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020