London (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Beberapa ilmuwan, Rabu, mengatakan mereka telah menemukan pengobatan baru bagi penyakit yang mengakibatkan kematian dan dikenal dengan nama "penyakit tidur Afrika", yang menyerang puluhan ribu orang Afrika setiap tahun.

Temuan tersebut, yang disiarkan di dalam jurnal Inggris "Nature", melicinkan jalan bagi pengembangan obat yang efektif dan digunakan secara oral dengan kadar racun rendah guna mengobat penyakit itu.

"Ini adalah salah satu temuan paling penting yang dihasilkan dalam beberapa tahun belakangan dalam perkembangan dan temuan obat bagi penyakit yang terabaikan," kata Profesor Paul Wyatt, Direktur program Temuan Obat bagi Penyakit Tropis di University of Dundee, Skotlandia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan antara 50.000 dan 70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur, atau "Human African Trypanosomiasis", yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse.

Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit bersel-tunggal yang disebut "trypanosome" yang dapat menyerang otak dan mengganggu lingkaran tidur.

Terobosan Wyatt dan rekannya terletak pada pengembangan zat yang mengganggu enzim yang disebut "N-myristoyl transferase", yang penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan parasit itu.

Langkah berikutnya ialah "mengembangkan molekul awal ini menjadi calon obat bagi percobaan klinis", kata Wyatt. Para peneliti tersebut meramalkan bahwa obat itu akan siap bagi percobaan klinis manusia dalam 18 bulan.

Penelitian Dundee tersebut didukung oleh mitra dari University of York dan Structural Genomics Consortium di Toronto, Kanada.

Dua obat saat ini tersedia untuk mengobati sakit tidur, tapi keduanya memiliki kekurangan.

Satu adalah obat yang berlandaskan arsenik, yang mengakibatkan kematian pada satu dari 20 pasien, dan satu lagi, "eflornithine", mahal, memerlukan perawatan panjang rumah sakit dan tidak dapat mengobati segala bentuk penyakit.

(Uu.C003/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010