Enam poin menjadi siklus berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan petani, namun juga seluruh pihak yang menjadi bagian dari rantai pasok
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) tengah berfokus mengembangkan inovasi Program Agro-Solution guna memajukan sektor pertanian Indonesia menuju era pertanian modern dan berkelanjutan, sekaligus mendukung pemerintah mewujudkan ketahanan pangan.

Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana menjelaskan lewat Program Agro Solution yang dijalankan PT Pupuk Kaltim, petani mendapatkan pendampingan intensif tentang budi daya pertanian berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi.

Sebagaimana yang pernah disampaikan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman bahwa program ini dilakukan dengan berbasiskan triple bottom-line atau 3P (People, Planet, Profit) yang tersematkan dalam enam langkah penting implementasi Agro-Solution.

"Enam poin menjadi siklus berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan petani, namun juga seluruh pihak yang menjadi bagian dari rantai pasok," kata Wijaya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pupuk Indonesia kembangkan Program Agro Solution sejahterakan petani

Wijaya memaparkan keenam poin yang menjadi siklus berkelanjutan, yakni pertama, pengelolaan tanah dan tanaman yang produktif dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Kedua, pendampingan yang intensif.

Ketiga, pola budi daya pertanian presisi berbasis teknologi digital (digital farming), yang didukung dengan penggunaan alat dan mesin untuk meningkatkan produktivitas lahan secara kualitas maupun kuantitas. Keempat, akses permodalan dan perlindungan risiko berupa asuransi pertanian bagi petani.

Kelima, pengembangan sosial masyarakat petani dan bisnis inklusif. Terakhir, menciptakan kemitraan pertanian pasar (Farm To Market Partnership) guna meningkatkan ketersediaan pangan sesuai kebutuhan pasar, meningkatkan nilai tambah hasil panen, ketersediaan jaringan distribusi serta ketersediaan off taker.

Program ini secara perlahan telah berhasil diimplementasikan di beberapa daerah. Saat ini Pupuk Kaltim tengah mengawal keberhasilan Agro-Solution di Jember dan Banyuwangi.

Baca juga: Pupuk Kaltim hadirkan agro-solution di Sulut dorong kemandirian petani

Implementasi

Di Jember, program ini diterapkan di atas lahan 40 hektar dan melibatkan 28 petani. Pupuk Kaltim mengambil porsi sebagai koordinator kemitraan, memberikan pendampingan untuk digital farming serta pendampingan penyediaan pupuk non-subsidi.

Dalam hal permodalan, para petani memperoleh akses dari Bank BNI dan layanan asuransi pertanian dari Asuransi Jasindo. Selain itu, petani pun mendapatkan pendampingan dari Pemda Jember untuk akses perizinan dan penyuluhan. Terakhir, ada perusahaan swasta dan koperasi yang bertindak sebagai off taker hasil panen.

Sementara itu di Banyuwangi Program Agro-Solution diterapkan di atas lahan 14 hektare bersama 8 orang petani. Layaknya di Jember, para petani mendapatkan pendampingan dari Pemda Banyuwangi dan PT Pupuk Kaltim, termasuk juga untuk penyediaan pupuk. Kerja sama dengan swasta pun dilakukan untuk memberikan layanan akses modal, asuransi, benih dan pestisida serta off taker atas hasil panen.

Petani-petani tersebut mendapatkan pembinaan dan kawalan teknis, serta pasokan pupuk non-subsidi yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. Mereka juga diberi kawalan untuk mendapatkan bantuan permodalan KUR dari perbankan, serta memperoleh asuransi pertanian.

Baca juga: Pupuk Kaltim gagas Agro Solution, tingkatkan produktivitas padi

Program ini juga dimanfaatkan untuk ujicoba teknologi i-Farm, yaitu aplikasi yang dikembangkan Pupuk Kaltim guna memantau aktivitas dan kemajuan para petani binaan di daerah tersebut.

"Tentunya juga kami bersinergi dengan pemerintah daerah dan petugas PPL untuk membina petani, termasuk juga pihak swasta," kata Wijaya.

Berkat Program Agro Solution ini, produktivitas pertanian terbukti meningkat di atas rata-rata. Di Jember, hasil panen meningkat 52,9 persen dari semula 7 ton per hektare menjadi 10,7 ton per hektare.

Dari segi pendapatan, naik 69,6 persen dari biasanya Rp21,6 juta per ha menjadi Rp36,6 juta per hektar. Begitu pun di Banyuwangi, hasil panen melonjak 76 persen dari semula 5 ton per hektare menjadi 8,8 ton per hektare. Pendapatan naik 107,7 persen dari semula Rp13 juta per hektare menjadi Rp27,1 juta per hektare.

Sampai dengan kuartal IV-2020, luasan lahan Agro-Solution telah mencapai 1.256,18 hektar yang tersebar di sejumlah daerah, seperti Bima, Dompu, Madiun, Magetan, Tulungagung, Tuban, Bojonegoro, Bone, Janeponto, Sidrap, Minahasa, Bolmong, Tomohon, Boalemo, Gorontalo, Banyuwangi dan Jember.

Baca juga: Pupuk Indonesia telah salurkan 6,9 juta ton pupuk bersubsidi
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020