Karanganyar (ANTARA) - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kehilangan maestro dan seniman produktif berdedikasi tinggi Prof. Dr. Rahayu Supanggah, S.Kar.

Maestro seni karawitan Rahayu Supanggah meninggal dunia pada usia 71 tahun di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta, Selasa, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.

​​​​"ISI Surakarta sungguh sangat kehilangan dan berduka atas berpulangnya pemimpin, bapak, guru, dosen, dan panutan kami, Prof. Dr. Rahayu Supanggah, S.Kar," kata Rektor ISI Surakarta Dr. Drs. Guntur, M.Hum saat bertakziah ke rumah duka di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

"Beliau meninggalkan semua bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2020. Beliau semoga dimasukkan ke dalam golongan pahlawan, golongan sahid, dan meninggal dengan husnul khotimah," katanya.

Guntur mengatakan bahwa Rahayu Supanggah ikut berkontribusi pada kemajuan ISI Surakarta.

"Beliau utuh mendedikasikan ilmu dan kesenian kepada bangsa dan negara, kepada murid, mahasiswa, kolega, dan pelaku seni," katanya.

Dia mengatakan bahwa Rahayu Supanggah adalah tokoh seni karawitan dan etnomusikologi yang karya-karyanya sudah mendapat penghargaan di tingkat nasional dan internasional. 

Rahayu Supanggah juga ikut menginisiasi dan memperjuangkan pengakuan gamelan sebagai warisan budaya tak benda dunia.

"ISI Surakarta sungguh kehilangan tokoh atau figur kreator, inspirator, dinamisator, tokoh nasional, dan internasional," kata Guntur, yang mengenang Rahayu Supanggah sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja.

"Kepada keluarga yang ditinggalkan, Ibu Sundari dan anak-anak tercinta bersama keluarga diberi kesabaran dan ketabahan dalam menjalani musibah ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kesehatan dan memberi kemudahan bagi Ibu Sundari beserta keluarga, amin," ia menambahkan.

Rahayu Supanggah lahir dalam keluarga seniman dalang di Kabupaten Boyolali pada 29 Agustus 1949. Dia meninggal dunia di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta pada Selasa pukul 02.45 WIB.

Gandang Warah, putra kedua Rahayu Supanggah, mengatakan jenazah ayahnya akan dimakamkan di Astana Loyo Benowo​​​​​​.

Gandang mengenang ayahnya sebagai guru dan pembimbing dalam seni dan kehidupan.

"Cara pola berfikir, berorganisasi, dan bagaimana hubungan dengan manusia, saya banyak belajar dari almarhum," kata Gandang.

Baca juga:
Maestro Karawitan Rahayu Supanggah meninggal dunia
Rahayu Supanggah memperkaya diri dengan musik tradisi

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020