Kegiatan bersama dalam Prioritas Riset Nasional (PRN) dan Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 adalah contoh nyata perwujudan "triple Helix"
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  Bambang PS Brodjonegoro mengatakan perlunya penguatan sinergi "triple helix" untuk mendorong riset dalam rangka substitusi impor.

"Sinergi dan kolaborasi 'triple helix' antara pemerintah, peneliti/perekayasa, dan pelaku usaha industri dalam menghasilkan produk nasional perlu diperkuat agar dapat mendorong substitusi impor berbasis inovasi atau bahkan menciptakan inovasi yang dapat mendorong ekspor produk Indonesia," kata Menristek Bambang dalam acara Peluncuran Inovasi Indonesia Expo 2020, Jakarta, Selasa.

Triple Helix adalah sinergi dan penyatuan tiga kalangan yang terdiri dari kalangan akademik, bisnis atau pengusaha dan pemerintah.

Selain untuk substitusi impor, kata dia, berbagai riset juga diarahkan untuk dapat mendorong ekspor produk Indonesia ke luar negeri atau ke pasar global.

Menristek juga mengatakan kegiatan bersama dalam Prioritas Riset Nasional (PRN) dan Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 adalah contoh nyata perwujudan "triple Helix" tersebut.

Selain itu, kata dia, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan "super tax deduction" (insentif pengurangan pajak super) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153 Tahun 2020.

Menristek Bambang mengatakan kebijakan itu diharapkan dapat meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam beberapa bidang tertentu di sektor industri guna meningkatkan inovasi yang dapat dihilirisasi ke masyarakat.

"Semoga inovasi dapat terus menjadi solusi dan arus utama transformasi ekonomi sehingga Indonesia dapat keluar dari 'middle income trap' (jebakan negara berpendapatan menengah) dan mewujudkan visi 2045 yaitu menjadi negara berpendapatan tinggi," katanya.

Ia mengatakan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan, belajar dari pandemi COVID-19, maka komunitas penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbang jirap) ke depan juga akan berfokus pada kesiapan dan ketahanan bangsa untuk menghadapi berbagai pandemi dan penyakit tropis lainnya.

Hal itu dilakukan melalui berbagai inovasi, pengembangan vaksin Merah Putih, vaksin COVID-19 dalam negeri, kemandirian alat kesehatan dan obat termasuk obat modern asli Indonesia serta kehidupan berkualitas yang berkelanjutan melalui inovasi energi baru dan terbarukan.

"Kita bertekad untuk senantiasa meningkatkan kemampuan dan kinerja litbang jirap inovasi agar dapat memberikan pengabdian lebih besar kepada masyarakat Indonesia," katanya.

Saat ini Kemenristek juga mendukung program pemulihan ekonomi nasional melalui program Desa Berinovasi bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta program UMKM Berinovasi yang terus ditingkatkan lingkup dan kualitasnya, demikian Bambang PS Brodjonegoro.
​​​​​​​
Baca juga: Wapres: Sinergi "triple-helix" kunci penguatan inovasi

Baca juga: Kemenristek dorong "triple helix" kembangkan vaksin COVID-19

Baca juga: Indonesia usulkan empat peluang kerja sama "triple helix" ke Swedia

Baca juga: Menristek: Sinergi 'triple helix' kunci utama penguatan inovasi

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020