Pariaman (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pemuda untuk membuat film cerita tentang budaya lokal yang tujuannya tidak saja untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas namun juga peningkatan ekonomi.

"Kalau dilihat rata-rata yang banyak ditonton adalah yang terkait konten lokal, jadi yang original," kata Direktur Ekonomi Kreatif, Film, Televisi dan Animasi Kemenparekraf RI, Syaifullah usai memberikan arahan kepada puluhan pemuda pada Pelatihan dan Pembinaan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Senin.

Ia mengatakan hal tersebut tidak saja dapat mengangkat cerita-cerita dan kebudayaan yang ada di daerah namun juga potensi ekonomi bagi masyarakat dengan memanfaatkan sosial media.

"Jangan minder tinggal di daerah karena banyak potensinya. Bahkan produk pun bahan bakunya di daerah terpelosok, tinggal bagaimana memanfaatkan potensi itu," katanya.

Baca juga: AFI angkat temas budaya kearifan lokal

Oleh karena itu, lanjutnya Kemenparekraf membuat program SCENE (Masterclass Pengembangan Skenario Film TV dan over the top atau OTT).

Dalam program tersebut pihaknya mengangkat 20 cerita per daerah di Indonesia untuk difilmkan yang masing-masing film mendapatkan dana Rp25 juta.

Ia mengatakan kegiatan tersebut dibuat guna menarik minat masyarakat setempat untuk membuat film yang mengangkat cerita-cerita di daerah yang selama ini belum terangkat.

"Untuk di Sumbar kan yang terangkat selama ini cerita tentang Malin Kundang, lalu Siti Nurbaya padahal kan banyak cerita lainnya," katanya.

Baca juga: Joko Anwar: film budaya lokal tak dapat modal

Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI, Andri Wahyono mengatakan ide yang diangkat dalam film tidak saja dapat diambil dari cerita di masyarakat namun juga cerita tentang tokoh-tokoh bersejarah.

"Untuk di Sumbar ada tentang religi Prof. Hamka yang saat ini belum difilmkan secara bagus, lalu ada tokoh lainnya," katanya.

Ia mengatakan banyak tokoh nasional bahkan disegani dunia berasal dari Sumbar yang bagus untuk difilmkan.

Baca juga: Film Indonesia Mulai Tampilkan Budaya Lokal

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Dwi Marhen Yono mengatakan saat ini pihaknya sedang mendorong pemuda untuk membuat video kreatif yang untuk tahap awal membuat lomba video tentang potensi desa dan kelurahan.

"Ada 71 desa dan kelurahan di Pariaman yang mengikutinya, masing-masingnya terdiri dari tiga orang," ujar dia.

Setelah lomba tersebut, lanjutnya kegiatan akan dilanjutkan dengan membuat vlog yang lokasinya masih di Kota Pariaman. Tujuannya tidak saja untuk menciptakan generasi yang bergerak di bidang ekonomi kreatif yaitu video namun juga dapat mempromosikan pariwisata di Kota Pariaman.

Ia menambahkan perlunya mengangkat terkait kesenian dan kebudayaan sebab faktor terbesar banyaknya kunjungan wisatawan ke suatu daerah bukan karena destinasinya namun kesenian dan kebudayaannya.

Baca juga: Desy Ratna Sari kesulitan berbahasa Minang di film Buya HAMKA
Baca juga: "Surau dan Silek" kenalkan budaya Minang di Italia

 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020