Timika (ANTARA) - Sejumlah sekolah di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, menyambut positif kebijakan dibuka kembali pembelajaran tatap muka mulai bulan Januari 2021 setelah selama delapan bulan bergelut dengan pembelajaran jarak jauh melalui sistem online.

Kepsek SMA YPPK Tiga Raja Timika Yohanes Pramana di Timika, Senin, mengatakan jajarannya sudah lama mengusulkan ke Dinas Pendidikan Menengah Provinsi Papua untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, namun kebijakan itu dikembalikan ke tingkat kabupaten.

"Dari hasil evaluasi yang dilakukan, pembelajaran jarak jauh memang ada unsur positifnya, tetapi ada juga banyak kelemahan, bahkan sangat kompleks. Dari sisi pengembangan karakter siswa, kedisiplinan dan pengembangan kultur budaya pendidikan sangat menurun," kata Yohanes.

Menindaklanjuti surat edaran dari Mendikbud soal pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021, SMA YPPK Tiga Raja Timika telah melakukan sejumlah persiapan antara lain menyusun kurikulum darurat sesuai pedoman dari Kemendikbud dan semua guru dilatih mengembangkan materi dan metode pembelajaran baik online maupun offline.

Sementara di sekolah, setiap ruang kelas diatur tempat duduk siswa berjarak, menyiapkan sarana cuci tangan, masker, pengukur suhu dan sejumlah spanduk dan stiker soal protokol kesehatan di setiap kelas hingga di kamar mandi.

"Kami sementara menyusun jadwal pembelajaran yaitu dimulai pukul 08.30 WIT hingga pukul 12.00 WIT dengan tidak ada waktu istirahat. Guru tetap tinggal di dalam kelas sampai pelajaran selesai," ujarnya.

Akan ada pembagian regu (shift). Satu kelas yang biasanya diisi 36 siswa akan dikurangi setengahnya. Sementara siswa lainnya akan mengikuti pembelajaran tatap muka pada minggu berikutnya.

Menurut dia, siswa yang tidak ikut kegiatan pembelajaran tatap muka bukan berarti mereka libur, namun tetap mengikuti pembelajaran secara online dari rumah masing-masing.

"Akan ada kriteria khusus bagi anak-anak yang tidak bisa mengikuti pelajaran online maka mereka secara otomatis akan masuk terus untuk mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Sementara siswa lainnya yang bisa mengikuti pelajaran online dari rumah, di setiap kelas disiapkan media video conference, dimana tugas siswa bisa dikirim melalui aplikasi google class room," kata Yohanes.

Baca juga: Sultan: Sekolah tatap muka tunggu evaluasi perkuliahan di kampus

Baca juga: Sekolah tatap muka siswa SMP di Surabaya dimulai awal Desember
Aktivitas belajar-mengajar siswa di SMP YPPK Lecoq d' Armanville, Kokonao, Distrik Mimika Barat sebelum adanya pandemi COVID-19. (ANTARA/Evarianus Supar)

Waktu terbatas

Dia menambahkan, sekalipun mulai Januari sudah pembelajaran tatap muka sudah dimulai, namun pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring tetap berlanjut mengingat waktu yang disiapkan untuk pembelajaran tatap muka sangat terbatas.

"Durasi waktu untuk pembelajaran tatap muka sangat singkat, yang biasanya 45 menit per satu pelajaran, nantinya akan dikurangi. Tapi pembelajaran tatap muka itu juga penting untuk pengayaan dan pengembangan materi pembelajaran siswa," ujarnya.

Sebagaimana di SMA YPPK Tiga Raja, SMA Negeri 1 Mimika juga telah merancang sistem pembelajaran tatap muka di bulan Januari 2021 dengan membagi siswa dalam dua regu (shift).

"Kami sudah mulai persiapan. Rencananya kami akan buat dua kali shift dengan jumlah siswa per shift setengah dari keseluruhan siswa dalam satu kelas. Jadi, setengah siswa dalam satu kelas akan mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah selama satu pekan, lalu pada pekan berikutnya teman-temannya yang lain mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Mimika Bona Silaban.

Pihak SMA Negeri 1 Mimika juga mempertimbangkan anjuran Mendikbud Nabil Makarin bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah tidak bisa dipaksakan bagi siswa yang tidak bersedia.

Bona mengatakan sekolahnya sudah memulai pola pembelajaran dengan sistem dua shift itu untuk beberapa mata pelajaran, namun ada orang tua siswa yang tidak menginginkan anaknya datang ke sekolah.

"Ada orang tua yang menelpon kami, intinya tidak mengizinkan anaknya ikut pelajaran tatap muka di sekolah mengingat Kabupaten Mimika sampai saat ini masih zona merah COVID-19. Kami tidak mempersoalkan itu, karena mereka tetap bisa mengikuti pembelajaran sistem daring," ujarnya.

Menghadapi penerapan sistem pembelajaran tatap muka itu, SMAN 1 Mimika telah memasang wastafel untuk mencuci tangan siswa di muka setiap ruang kelas, menyediakan sabun dan hand sanitizer.

Setiap orang yang datang ke sekolah langsung diukur suhu dengan thermogun oleh petugas keamanan sekolah.

Kepsek SMA Negeri 1 Mimika Matheus Mamo telah meminta arahan dari Tim Satgas COVID-19 Kabupaten Mimika berkaitan dengan rencana membuka kembali kegiatan pembelajaran tatap muka mulai awal tahun 2021.

"Tim Gugus Tugas COVID-19 Mimika meminta sekolah untuk membuat surat secara resmi, nanti mereka akan datang meninjau sejauh mana kelayakan di sekolah masing-masing," kata Bona.

Baca juga: Guru: Selama daring, sulit beri penilaian objektif ke siswa

Baca juga: COVID-19 meningkat, Banyumas hentikan uji coba pembelajaran tatap muka


Siswa kewalahan

Bona mengakui selama delapan bulan penerapan sistem pembelajaran jarak jauh menggunakan sistem daring, ada banyak kesulitan yang dihadapi baik oleh pihak sekolah, terutama oleh siswa.

"Sejak awal masa pandemi kami menyampaikan bahwa siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran via daring maka bisa dilayani secara luring yaitu guru menyiapkan materi pelajaran dan penugasan selama dua pekan untuk dikerjakan oleh siswa di rumah, nanti akan dikumpulkan lagi ke sekolah. Tapi itu pun masih ada beberapa anak kewalahan," ujarnya.

Selama delapan bulan berjalan, SMA Negeri 1 Mimika menerapkan pembelajaran dengan sistem daring dan luring. Sekolah tersebut bekerja sama dengan portal pembelajaran online quipper school, dengan penambahan materi konsultasi guru melalui aplikasi google class room maupun google meet.

"Kami sudah bekerja sama selama enam bulan dengan portal pembelajaran quipper school dimana sekolah membayarkan akun siswa dengan nilai nomirnalnya Rp165 juta. Siswa kami gratiskan untuk mengakses portal quipper school selama enam bulan ini," kata Bona.*

Baca juga: Pembelajaran tatap muka tetap prioritaskan aspek keselamatan

Baca juga: Di Nabire, KBM tatap muka bergiliran

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020