Surabaya (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) "Sampahku Tanggung Jawabku" (Samtaku) di Kabupaten Lamongan yang menjadikannya sebagai yang terbesar di provinsi itu dengan kapasitas pengolahan sampah hingga 60 ton per hari.

"Kami mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dan kolaborasi yang dibangun," ujarnya di sela peresmian TPST Samtaku Lamongan melalui daring di Surabaya, Selasa.

Provinsi Jatim, kata dia, berkomitmen untuk bersih dari sampah secara berkelanjutan meski berbagai tantangan masih harus dihadapi.

Baca juga: Saat gowes, warga Jatim diingatkan tetap menjaga jarak

Baca juga: Wagub Jatim ingatkan mahasiswa beri edukasi warga tentang COVID-19


Orang nomor dua di Pemprov Jatim itu berharap TPST yang merupakan hasil kerja sama berbagai pihak, mulai unsur pemerintah, swasta dan masyarakat tersebut dapat menjalankan penanganan sampah plastik dengan baik.

TPST Samtaku Lamongan berlokasi di Desa Banjarmendalan, Kabupaten Lamongan, tepat di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Timur.

Pembangunannya berasal dari kolaborasi berbagai pihak, yakni Danone-AQUA bekerja sama dengan Pemkab Lamongan selaku pemegang kebijakan dan penyedia lahan, serta menyiapkan infrastruktur pengolah sampah sebagai upaya pengelolaan terintegrasi.

Selain itu, juga berkolaborasi dengan PT Reciki Solusi Indonesia dalam operasional sehari-hari TPST Samtaku Lamongan.

"Kami sangat bangga TPST Samtaku Lamongan dapat menjadi terbesar di Jatim. Ini juga upaya mewujudkan Zero Waste to Landfill atau nol sampah yang masuk ke TPA," kata Sustainable Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo.

Dengan kemampuan mengolah sampah 60 ton per hari, kata dia, TPST merupakan perwujudan ambisi #BijakBerplastik yang dicanangkan Danone-AQUA untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia mengurangi sampah plastik yang masuk ke laut hingga 70 persen.

Baca juga: Wagub Jatim optimis industri tetap produktif

Dalam masa percobaan operasional yang berlangsung sejak Maret hingga November 2020, TPST Samtaku Lamongan mengolah 3.950 ton sampah, 20 persennya adalah sampah plastik.

CEO PT Reciki Solusi Indonesia Bhima Aries Diyanto menyampaikan TPST Samtaku Lamongan menggabungkan metode pemilahan manual dan mekanis, menggunakan mesin khusus yang dapat memisahkan sampah sulit terurai bernilai ekonomis dari sampah mudah terurai hingga 95 persen.

"Termasuk mereduksi sampah yang masuk ke TPA hingga 70 persen," tuturnya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020