Jakarta (ANTARA) - Hasil riset dari perusahaan pemetaan cakupan nirkabel Opensignal menunjukkan bahwa proyek Palapa Ring, yang diselesaikan tahun lalu, berhasil meningkatkan konektivitas seluler di wilayah terpencil di Indonesia.

Opensignal melakukan investigasi pada pengalaman jaringan seluler pengguna di 12 daerah di Indonesia yang mencakup tujuh pulau di nusantara, yang dihubungkan oleh Palapa Ring, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

"Hasilnya, peningkatan dalam pengalaman jaringan selama dua tahun terakhir menunjukkan bahwa di antara faktor penting lainnya, operator di Indonesia telah memanfaatkan proyek Satelit Palapa untuk menghadirkan konektivitas seluler di luar Jawa dan mengatasi kesenjangan pengalaman jaringan seluler di seluruh negeri," tulis analis Opensignal, Hardik Khatri, dikutip dalam laporan Opensignal, Kamis.

Baca juga: Lima tahun Kominfo, dari Palapa Ring hingga pembatasan internet

Opensignal mencatat peningkatan luar biasa selama dua tahun terakhir, antara kuartal ketiga 2018 dan 2020 untuk pengalaman kecepatan pengunduhan seluler, pengalaman video, dan ketersediaan 4G.

Kesenjangan dalam pengalaman jaringan seluler antara Jawa -- pusat politik, populasi, ekonomi Indonesia -- dan wilayah terpencil lainnya telah menurun secara signifikan. Faktanya, di beberapa kasus, wilayah terpencil bahkan memiliki pengalaman yang lebih baik dari sejumlah wilayah
di Jawa.

Riset Opensignal juga menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam ketersediaan 4G -- proporsi waktu yang dihabiskan oleh pengguna 4G untuk terhubung ke layanan 4G -- di seluruh daerah.

Baca juga: Infrastruktur jadi pekerjaan rumah Kominfo lima tahun ke depan

Pada kuartal ketiga 2018, hampir seluruh area mencatat ketersediaan 4G sebesar 80 persen. Namun, dua tahun kemudian, hampir semua daerah telah mengalami pencapaian atau peningkatan secara signifikan dengan perolehan ketersediaan 4G nyaris 90 persen.

Sulawesi disebut memiliki peningkatan ketersediaan 4G tertinggi -- meningkat 15,4 poin -- berbeda tipis dengan pengguna di Sumatera, Maluku, dan Papua Barat yang melaporkan peningkatan sebesar 15 hingga 14 persen poin.

Baca juga: Menkominfo soroti keamanan data pengguna di era digital

Di saat yang sama, daerah lain di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Kalimantan melaporkan peningkatan sekitar 12 persen untuk skor ketersediaan 4G.

Pengguna di daerah yang lebih padat, yakni Jawa Barat, Yogyakarta, dan DKI Jakarta, merasakan peningkatan maksimal 10 persen poin. DKI Jakarta menunjukkan peningkatan terkecil, yakni 8 persen, mengingat cakupan peningkatan yang terbatas dengan ketersediaan 4G yang sudah tinggi.

Meski demikian, pengguna di DKI Jakarta kini menikmati ketersediaan 4G tertinggi, yakni 94,1 persen, diikuti Banten dan Jawa Barat dengan skor sedikit di atas 93 persen.

Skor ketersediaan 4G pengguna di hampir seluruh daerah lainnya berkisar antar 91 persen - 90 persen. Sementara itu, Maluku berada kurang dari satu poin di bawahnya dan Papua Barat serta Kalimantan terpaut jauh dengan skor 88,8 persen dan 87,1 persen.

Baca juga: Palapa Ring rampung, Kominfo gencarkan literasi digital

Kecepatan unduhan

Penyediaan internet berkecepatan tinggi menjadi salah satu prioritas proyek Satelit Palapa, sehingga pengalaman kecepatan pengunduhan menjadi bagian dari riset Opensignal.

Data Opensignal menunjukkan peningkatan luar biasa dalam pengalaman kecepatan pengunduhan di wilayah terpencil di Papua Barat, yakni 87 persen, diikuti dengan wilayah lain di daerah DKI Jakarta dan Kalimantan yang rata-rata merasakan kecepatan pengunduhan 78 persen lebih cepat. Kemudian, Banten dengan peningkatan kecepatan hingga 74 persen.

Baca juga: Kominfo tekankan tiga pilar transformasi digital Indonesia

Hal yang sama juga terjadi di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara, namun dengan persentase lebih
rendah, yakni antara 58 persen hingga 50 persen.

Sementara itu, pengguna lainnya yang mendapati sedikit peningkatan -- di bawah 50 persen -- berada di Jawa Tengah (48 persen) dan Sulawesi (44 persen), sementara Maluku menjadi daerah yang menunjukkan peningkatan terkecil, yakni 26 persen.

Dengan adanya peningkatan ini, DKI Jakarta berada di posisi teratas untuk pengalaman kecepatan pengunduhan sebesar 13,6 Mbps, berbeda tipis dengan daerah terpencil di bagian timur Papua Barat (13,1 Mbps), Nusa Tenggara (12,8 Mbps), dan Maluku (12,6 Mbps).

Banten menduduki peringkat 1 dari 5 teratas dengan kecepatan pengunduhan rata-rata 12 Mbps, sementara daerah di bagian barat dan tengah lainnya tertinggal dengan kecepatan rata-rata antara 11,8 Mbps (Jawa Timur) dan 10,2 Mbps (Jawa Barat). Jawa Tengah adalah satu-satunya daerah dengan pengguna yang melaporkan kecepatan pengunduhan di bawah 10 Mbps.

Baca juga: Urgensi internet cepat di tengah pandemi

Baca juga: Palapa Ring, asa baru internet cepat Indonesia

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020