Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur bertekad membangun kawasan industri halal, terlebih saat ini lahan seluas 148 hektare sudah disiapkan bersama salah satu perusahaan di Sidoarjo.

"Kami ingin agar Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia bisa masuk dalam peringkat 10 besar industri makanan halal dunia," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, Indonesia umat Islamnya terbanyak di dunia dan berdasarkan "State of Global Islamic Economy" 2019-2020, halal food Indonesia belum masuk 10 besar dunia.

"Kalau fashion halal sudah. Maka kami ingin siapkan halal industrial estate," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Gubernur Khofifah juga menilai potensi kuliner halal di Jatim sangat melimpah sehingga sangat disayangkan jika potensi ini tidak dimaksimalkan.

Dalam halal industrial estate yang tengah disiapkan disiapkan tersebut, kata dia, akan dilengkapi dengan laboratorium LPPOM MUI, pengurusan sertifikasi halal, dan juga seluruh fasilitas kebutuhan industri.

"Industri yang ditarget masuk mulai dari makanan minuman, hingga kosmetik," kata ketua umum PP Muslimat NU itu.

Baca juga: Wapres harap semakin banyak produk halal Indonesia tembus pasar global

Rencana Khofifah terkait pengembangan halal industrial estate itu juga disampaikannya saat berkomunikasi secara virtual dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Bahlil Lahadalia.

Khofifah juga meminta agar Jatim masuk dalam daerah yang dicanangkan nasional untuk pengembangan kawasan industri halal setelah Batang dan Subang.

"Kami akan berupaya untuk bisa mendatangkan investor baik dari dalam ataupun luar negeri. Karena ini akan menjadi pintu masuk kita untuk bisa masuk dalam 10 besar, dan tentu untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Di sisi lain, Gubernur Khofifah saat kegiatan di sela "East Java Investival 2020" berbincang virtual dengan Duta Besar RI untuk Australia Yohanes K Legowo dan menyampaikan bahwa Jatim membutuhkan bibit sapi perah berkualitas dari "Negeri Kanguru".

Pada kesempatan itu, Dubes RI untuk Australia menyambut baik apa yang disampaikan Gubernur dan akan segera mengirimkan staf untuk menindaklanjuti potensi investasi tersebut.

"Australia memang unggul di bidang pembibitan, sedang Indonesia unggul dalam hal penggemukan. Karena di Australia cukup banyak diaspora asal Indonesia yang menjadi pengusaha sukses peternakan sapi, dan ini peluang,” kata Yohanes.

Potensi pembibitan sapi tersebut bisa dilakukan di cukup banyak daerah di Jatim. Mulai Malang, juga Magetan, yang sudah memiliki infrastruktur yang telah matang dalam pengembangan industri susu.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Jawa Timur Aris Mukiyono mengatakan gelaran EJI 2020 digadang dapat mendorong peningkatan realisasi investasi setempat.

Baca juga: OJK berharap pasar modal syariah dongkrak pengembangan industri halal

“Setelah ini akan dilakukan tindak lanjut. Seperti salah satunya yang dipesankan ibu gubernur terkait pembangunan rumah sakit di Tuban. Kami akan komandani supaya syarat-syarat investasinya terpenuhi dan kawal supaya perencanaan investasinya berjalan konkret," tuturnya.

Pihaknya berharap gelaran EJI 2020 ini membuat investasi Jatim tahun depan semakin terdongkrak.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020