Kami merasa perlu melakukan ini karena permintaan kecap cukup tinggi, namun UMKM memiliki keterbatasan produksi dalam memenuhi permintaan tersebut.
Wonogiri (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah,  mengembangkan potensi produk kecap khas Wonogiri dengan menggandeng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Kami merasa perlu melakukan ini karena permintaan kecap cukup tinggi, namun UMKM memiliki keterbatasan produksi dalam memenuhi permintaan tersebut. Selain itu, UMKM juga memiliki kendala dalam mengakses dan menerapkan teknologi yang efektif dan efisien serta aman," kata Ketua Tim Pengabdian Gusti Fauza di Solo, Minggu.

Oleh karena itu, menurut dia peran akademisi pada pengembangan potensi tersebut sangat dibutuhkan dalam menghasilkan dan menerapkan teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi UKM.

Baca juga: Kemenparekraf-BPU UNS memfasilitasi pendirian badan hukum pelaku usaha

Pada teknologi tepat guna tersebut, dikatakannya, tim pengabdian masyarakat membuat sebuah mesin multifungsi terotomasi yang dapat membantu proses pengadukan sekaligus membantu proses produksi lainnya.

"Tentunya dengan bahan yang aman dan memenuhi standar keamanan produksi. Saat ini alat sudah diterima oleh pihak mitra UKM, tahap uji coba telah dilakukan dan terlihat perbedaan kecepatan produksi dan memungkinkan efisiensi didapatkan sampai dengan tahap pengemasan," katanya.

Ia mengatakan peralatan produksi dibutuhkan oleh pelaku UMKM karena selama ini kendala utama yang dihadapi UMKM Kecap Manis di Wonogiri ini adalah pada sistem pengadukan yang masih manual, sedangkan waktu pemasakan cukup lama sehingga kapasitas produksi menjadi terbatas.

"Selain itu, juga tingkat konsistensi rasa dan kekentalan kecap masih perlu dioptimalkan," katanya.

Baca juga: Anggota DPR: UMKM Jabar berpotensi lesatkan ekonomi nasional

Selain kebutuhan alat baru, dikatakannya, beberapa peralatan yang selama ini digunakan untuk produksi juga perlu ditingkatkan, misalnya penggunaan alat berbahan stainless steel untuk menjaga kualitas dan keamanan hasil produksi.

Sementara itu, anggota lain pada Tim Pengabdian Masyarakat UNS Catur Sugiarto mengatakan program tersebut tidak hanya berfokus pada proses produksi tetapi juga membantu UMKM dalam peningkatan pemasaran.

"Meningkatnya jumlah produksi harus diiringi optimalisasi aktivitas pemasaran sehingga kapasitas produksi yang dihasilkan saat ini dapat terserap pasar dengan baik," katanya.

Ia mengatakan untuk pemasaran berfokus pada peningkatan citra merek dan peningkatan penjualan dengan membantu mitra membangun website, optimalisasi penggunaan media sosial, dan penjualan melalui "marketplace".
 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020