Bengkulu (ANTARA) - Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bengkulu Anang Anwar menyatakan Provinsi Bengkulu mulai memasuki fase monsun break atau fase dimana intensitas hujan mulai menurun.

Menurutnya, berdasarkan hasil analisa, peluang terjadinya hujan selama Desember mendatang diperkirakan lebih kecil dibandingkan November.

"Puncak musim hujan di Bengkulu itu November, jadi di bulan Desember, kalau bahasa kita itu break atau istirahat," kata dia di Bengkulu, Senin.

Ia menjelaskan pada dasarian pertama atau 10 hari pertama di bulan Desember terjadi hujan dengan intensitas menengah atau berkisar 51 hingga 150 milimeter.

Baca juga: KLHK: banjir Bengkulu terjadi akibat curah hujan tinggi dan rob

Baca juga: BMKG: warga Bengkulu waspadai hujan lebat disertai petir


Pada dasarian pertama itu peluang terjadinya hujan sekitar 70 persen lebih dan terjadi hampir di seluruh wilayah di Provinsi Bengkulu kecuali di daerah Mukomuko bagian Utara.

Sedangkan pada dasarian kedua dan ketiga peluang terjadinya hujan diperkirakan mencapai 60 hingga 90 persen dengan intensitas 51 hingga 150 milimeter.

"Pengaruh La Nina di Desember nanti tetap harus diwaspadai, apalagi di Bengkulu ini secara historis pernah terjadi hujan besar pada bulan Januari," paparnya.

Sebelumnya, selama November hampir seluruh daerah di Bengkulu diguyur hujan dengan intensitas deras hingga sedang.

Tingginya curah hujan itu bahkan membuat beberapa daerah di Provinsi Bengkulu dilanda banjir dan angin puting beliung.

Teranyar, akhir pekan lalu hampir seluruh kecamatan di Kota Bengkulu banjir setelah hujan deras mengguyur daerah itu seharian.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu mencatat sebanyak 482 unit rumah warga yang tersebar di dua kecamatan di Kota Bengkulu terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 100 centimeter.*

Baca juga: Sejumlah rumah warga Bengkulu terendam banjir

Baca juga: Hujan bersihkan asap di Bengkulu


Pewarta: Carminanda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020