Padang (ANTARA) - Mengenakan deta ikat kepala khas Minang, Prabowo Subianto mengangkat tangan kanan ke atas dengan simbol membentuk angka dua di jarinya.

Tak lupa kaca mata hitam dan baju safari khas empat kantong berwarna krem dengan latar masa yang memadati Pantai Padang tertulis Gubernur Pilihan Prabowo 2020.

Puluhan baliho dengan latar Ketua Umum Partai Gerindra tersebut tersebar di sejumlah titik di Kota Padang sejak dua pekan terakhir. Tak hanya itu pada kalender 2021 yang dicetak juga terpampang foto Prabowo

Pesan di baliho tersebut berisi ajakan mewujudkan Sumatera Barat yang unggul. Pesan yang merupakan moto yang diusung Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit-Indra Catri, kandidat nomor urut dua yang diusung Partai Gerindra.

Pada pemilu Presiden 2019 Prabowo Subianto tampil sebagai pemenang di Ranah Minang dengan perolehan suara tertinggi se-Indonesia mencapai 2.488.733 atau 85,92 persen.

Tak hanya itu partai besutan Menteri Pertahanan itu juga jadi pemenang pemilu di Sumbar meraih tiga kursi untuk DPR RI dan 14 kursi di DPRD Sumbar.

Nasrul Abit-Indra Catri merupakan Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumbar yang diusung oleh Partai Gerindra tanpa berkoalisi karena jumlah kursi yang diperoleh pada pemilu 2019 mencukupi untuk mengusung calon sendiri.

Nasrul lahir di Air Haji, Linggo Sari Baganti Pesisir Selatan pada 24 Desember 1954. Saat ini ia merupakan Wakil Gubernur Sumbar 2015-2020 mendampingi Irwan Prayitno.

Sebelumnya suami dari Wartawati ini merupakan Bupati Pesisir Selatan dua periode pada 2005-2015. Nasrul juga sempat menjadi Wakil Bupati Pesisir Selatan 2000-2005 mendampingi Darizal Basir.

Di kalangan pengurus Gerindra di Sumbar, Nasrul bukan sosok yang asing karena pada 17 Juli 2017 sampai 10 Desember 2019 ia merupakan Ketua Umum DPD Gerindra Sumatera Barat.

Saat Nasrul bersiap mengikuti Pilgub Sumbar, DPP Gerindra menunjuk Andre Rosiade sebagai Ketua DPD Gerindra Sumbar. Pergantian ini cukup mendadak dan mengagetkan karena dilakukan saat Nasrul tengah fokus mempersiapkan diri jelang Pilgub 2020.

Ia pun diamanahi jabatan baru sebagai Dewan Penasehat DPD Gerindra Sumbar agar fokus menghadapi Pilgub.

Keputusan Nasrul untuk maju sebagai Calon Gubernur Sumbar 2020 juga menarik untuk dicermati karena dalam dua pilkada gubernur terakhir di Sumbar pada 2010 dan 2015 wakil yang maju jadi calon gubernur selalu kalah.

Pada Pilgub Sumbar 2010 Wakil Gubernur petahana Marlis Rahman dikalahkan oleh politisi PKS Irwan Prayitno. Lalu pada Pilgub Sumbar 2015 Muslim Kasim yang menjabat wakil dan maju sebagai calon Gubernur juga dikalahkan oleh Irwan Prayitno sebagai petahana.

Pada perhelatan Pilgub 2020 Nasrul memilih berpasangan dengan Indra Catri Bupati Agam dua periode yang menjabat sejak 2010 hingga 2020.

Indra lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 4 April 1961 dan mengawali karir sebagai birokrat di Pemkot Padang dan terakhir menjabat Kepala Bappeda Padang.

Pada awal pencalonan Indra sempat tersandung masalah karena ditetapkan Polda Sumbar sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan ujaran kebencian terhadap anggota DPR RI Mulyadi melalui akun facebook palsu bernama Mar Yanto pada 11 Agustus 2020.

Namun pada 23 September 2020 Bareskrim Polri menerbitkan surat pemberitahuan penghentian penyidikan (SP3) kasus dugaan ujaran kebencian dan pencemaran nama baik yang menimpa Indra Catri.

“Hasil dari setelah pendalaman kembali kasus itu dari Dirkrimsus Polda Sumbar dan Bareskrim, yang dipimpin Dirkrimsus sebelumnya Arly, belum cukup bukti saat itu. Makanya di-SP3, dihentikan," kata Kabid Humas Polda Sumatera Barat Kombes Stefanus Satake Bayu.

Pasangan nomor urut dua ini mengusung tagline Sumbar Unggul Untuk Semua.

Dalam upaya pemenangan yang dilakukan, sejumlah tokoh pusat Partai Gerindra juga turun ke Sumbar mulai dari Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco hingga Sandiaga Uno.

Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco mengatakan kemenangan Nasrul Abit-Indra Catri di Pilgub Sumatera Barat merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

"Sumbar merupakan halaman depan Gerindra karena itu, semua kader partai tersebut harus habis-habisan memenangkan NA-IC," kata dia pada Rapat Konsolidasi Daerah Pemenangan Pilkada Serentak 2020.

Menurut dia pemenangan NA-IC adalah marwah Prabowo dan semua harus bergerak.

"Perang ini harus dimenangkan,” katanya menegaskan.

Tak hanya itu foto Prabowo pun menjadi salah satu ikon andalan yang dipajang pada atribut kampanye mulai dari baliho hingga kalender.

Mesin Partai

Pengamat Politik Universitas Andalas (Unand) Padang Andri Rusta menilai penggunaan gambar tokoh nasional sudah lazim dilakukan sejak dulu dalam pelaksanaan pilkada.

"Dulu saat SBY jadi presiden juga ramai menggunakan fotonya di pilkada, pengaruh ke masyarakat memang ada," kata dia.

Ia menilai bagi orang yang belum punya pilihan dan bingung kemudian melihat foto Prabowo dan Gerindra akan mengingatkan pilihan pada Pemilu dan Pilpres 2019.

Secara persentase ia menyebutkan jumlah masyarakat yang pilihannya dipengaruhi oleh endorse (dukungan) tokoh-tokoh nasional cukup besar mencapai delapan persen berdasarkan survei yang dilakukan.

"Angka delapan persen ini dengan elektabilitas yang ketat antar kandidat ini amat berpengaruh," katanya lagi.

Kendati selepas Pilpres 2019, Prabowo memutuskan masuk kabinet dan bergabung dengan pemerintahan Jokowi, ia melihat itu merupakan isu elit dan masyarakat awam tidak melihat itu suatu pengkhianatan dan keterpilihan Prabowo di Sumbar tetap tinggi.

"Bagi masyarakat awam yang penting calon harus 'takah', 'tageh', tokoh, kemudian didukung Prabowo sudah cukup," katanya.

Oleh sebab itu manuver Prabowo masuk kabinet termasuk soal omnibus law tidak signifikan pengaruhnya bagi masyarakat dan hanya menjadi konsumsi elit serta kelas menengah.

Ia berpendapat isu yang yang berpengaruh bagi masyarakat adalah yang berdampak langsung seperti harga BBM dan harga sembako yang bersentuhan langsung.

Termasuk calon lain yang juga bermasalah, itu cuma mainan elit dan tidak terkapitalisasi untuk tersampaikan dengan baik.

Terkait peluang Nasrul-Indra ia menilai yang akan menjadi kata kunci adalah mesin partai Gerindra apakah bisa bergerak secara masif.

Dari hasil survei terakhir yang bersaing adalah Mulyadi dan Nasrul Abit , namun semua itu tergantung sejauh mana kemampuan mesin Gerindra menggaet pemilih.

Apakah Prabowo akan kembali bertuah dan mendulang sukses di Pilgub Sumbar 2020 dengan kemenangan calon yang didukung, 9 Desember 2020 adalah jawabannya.
 

Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020