Pontianak (ANTARA) - Proses pemungutan dan penghitungan suara Pilkada Serentak 2020 siap digelar hanya dalam hitungan jam pada Rabu (9/12) mulai pukul 07.00 WIB, membuat pemilih yang akan hadir di tempat pemungutan suara (TPS) menyiapkan cara aman mereka untuk menggunakan hak pilih dalam pilkada di masa pandemi COVID-19 saat ini.

Di antara pemilih ada yang berencana mengenakan sarung tangan sejak dari rumah dan membawa sendiri paku penusuk kertas suara, karena merasa lebih aman dengan cara tersebut.

Seorang pemilih dari Kabupaten Kapuas Hulu, Ansela Sarating, saat dihubungi pada Selasa (8/12), sehari sebelum digelarnya tahapan pemungutan dan penghitungan suara Pilkada Serentak 2020 di kabupaten ujung timur Kalimantan Barat tersebut, menyatakan rencananya seperti itu.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kalbar, angka kasus terkonfirmasi positif COVID-19 Kapuas Hulu saat ini ada 104 kasus, sedangkan untuk suspek 31 kasus dan kontak erat 687 kasus.

Kapuas Hulu masuk zona rendah penyebaran COVID-19 di Kalbar. Kabupaten di ujung timur ini, merupakan satu dari tujuh kabupaten di Kalbar yang menggelar pilkada di tengah pandemi COVID-19. Pilkada Serentak tahun ini digelar di 270 wilayah, 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota.

Ansela yang dihubungi melalui telepon, menyatakan telah menyiapkan diri untuk hadir ke TPS pada pemungutan suara besok, meski dalam kondisi khawatir akan adanya penularan COVID-19. Namun ia ingin hak pilihnya dapat disalurkan dalam pilkada lima tahunan ini.

"Saya akan datang ke TPS dengan memakai masker, membawa hand sanitizer, memakai sarung tangan sekali pakai, dan mungkin membawa paku, biar lebih aman," katanya menjelaskan.

Baca juga: KPU Kalbar jamin pemilih aman dari COVID-19 saat mencoblos di TPS

Penduduk Kota Putussibau itu mengatakan alasannya membawa paku sendiri karena merasa lebih aman, sehingga tidak perlu menggunakan paku bekas pemilih lainnya.

Selain itu, ia juga akan datang sesuai jadwal undangan yang diberikan KPU dan selama menunggu giliran masuk ke bilik suara, ia akan berdiri di tempat yang aman dan menjaga jarak dari pemilih lainnya.

Kemudian, dia juga menyiapkan diri untuk menjaga imunitas tubuhnya, sejak jauh hari, misalnya dengan minum minuman yang menjaga daya tahan tubuh. Seperti minum air jahe merah dalam segelas air hangat atau minuman suplemen lainnya dan vitamin C.

"Aku selalu minum air jahe merah saat malam hari. Sebaiknya minumnya jauh-jauh hari sebelum hari 'H' pemungutan suara," katanya menjelaskan.

Baca juga: Ahmad Heryawan lakukan safari kemenangan Pilkada di Sambas

Kemudian setelah mencoblos di TPS, ia langsung pulang ke rumah untuk mandi dan berganti pakaian serta mencuci pakaian yang sudah digunakan itu.

Menanggapi itu, Ketua KPU Kalbar, Ramdan, menyatakan pihaknya menjamin masyarakat pemilih aman dari ancaman penularan COVID-19 saat datang ke TPS karena para petugas penyelenggara pemungutan suara akan menerapkan protokol kesehatan yang benar.

"Kami harapkan tidak perlu takut, karena semua KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara) sudah dilatih untuk menerapkan protokol kesehatan saat pencoblosan," kata Ramdan.

Baca juga: DKPP ingatkan penyelenggara pemilu tegas laksanakan protokol kesehatan

Ia mengatakan, selain telah dilatih bagaimana menerapkan protokol kesehatan yang benar saat pilkada, mereka juga sudah menjalani rapid test.

Pilkada serentak di Kalbar digelar di tujuh kabupaten meliputi Bengkayang, Sambas, Sekadau, Melawi, Sintang, Kapuas Hulu, dan Ketapang. Semua KPPS di daerah tersebut telah melaksanaan rapid test.

Mereka yang hasil rapid test-nya reaktif, diminta melakukan isolasi mandiri dan mengikuti tes usap atau swab, namun ada yang menolak isolasi mandiri sehingga diganti dengan yang calon KPPS lainnya.

Karena itu, Ramdan menyatakan KPPS yang akan bertugas pada Rabu (9/12) adalah mereka yang benar-benar sehat dan mengenakan alat pelindung diri (APD).

Selain itu, ia menjelaskan, di TPS petugas juga menyiapkan segala kebutuhan untuk penerapan protokol kesehatan. Sebelum dimulai pencoblosan, atau sekitar pukul 06.00 WIB, TPS dan peralatan lainnya akan disemprot desinfektan.

Pemilih datang ke TPS berdasarkan jadwal undangan yang mereka terima, artinya tidak berkerumun. Ada yang diundanguntuk datang pada pukul 07.00 hingga 08.00 WIB, khususnya untuk nomor-nomor awal. Kemudian dilanjutkan nomor berikutnya. Di antara jeda waktu yang ada, kembali akan dilakukan penyemprotan desinfektan.

Ia menambahkan, saat tiba di TPS, pemilih akan diminta mencuci tangan di wastafel yang disiapkan, petugas mengukur suhu tubuh pemilih dan jika suhunya di atas 37,3 derajat celsius, maka akan dipisahkan dari pemilih lainnya.

Saat mendaftarkan kehadiran dan menunjukkan KTP, pemilih akan mendapatkan sarung tangan plastik, dan ketika masuk ke bilik suara, juga telah disiapkan alat tusuk atau paku yang juga sudah disterilkan.

"Jadi tak perlu bawa paku dari rumah. Karena kami pun menyiapkan paku khusus," katanya mengingatkan.

Baca juga: KPU Sambas optimistis protokol kesehatan diterapkan dengan baik di TPS

Selanjutnya, saat keluar dari bilik suara dan kertas suara sudah dimasukkan dalam kotak suara, mereka (pemilih) membuang sarung tangan dan mendapatkan tinta bukti telah mencoblos.

Setelah itu, pemilih diminta untuk segera pulang ke rumah masing-masing. "Jadi tidak boleh berkerumun di lokasi TPS," katanya lagi.

Karena itu ia meminta agar pemilih tidak ragu-ragu untuk datang ke TPS. Ia pun menambahkan pemilih tak perlu mengenakan sarung tangan dari rumah dan membawa paku sendiri, karena KPU sudah menyiapkannya.


Aman ke TPS

Menanggapi pelaksanaan pemungutan suara yang aman dari penularan COVID-19, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Kalimantan Barat, dr Rifka MM, mengimbau masyarakat yang di daerahnya menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020, untuk tidak takut datang ke TPS.

"Jangan takut karena KPU tentu sudah menyiapkan semua fasilitas yang aman bagi pemilih," kata Rifka di Pontianak, terkait pelaksanaan Pilkada di tujuh kabupaten di wilayah Kalbar.

Ia mengatakan jika saat pencoblosan, baik pemilih maupun panitia penyelenggara pemungutan suara sudah menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan baik dan Peraturan KPU terkait penyelenggaraan pilkada di tengah pandemi COVID-19 dijalankan dengan benar, maka pelaksanaan pilkada akan aman-aman saja.

Penerapan protokol kesehatan untuk mewujudkan pilkada sehat, menurut dia, misalnya memakai masker yang benar, mencuci tangan atau memakai hand sanitizer sebelum ke meja pendaftaran, menjaga jarak waktu menunggu antrean, dan tidak boleh ada kerumunan.

"Tidak perlu takut ke TPS, tetapi yang penting protokol kesehatan dijalankan dengan baik," katanya mengingatkan.

Sekitar 1.732.500 pemilih akan mengikuti pemungutan suara Pilkada Serentak di wilayah Kalbar. Mereka tersebar di tujuh kabupaten, yakni sebanyak 180.588 pemilih di Kapuas Hulu, 153.021 di Melawi, 427.926 di Sambas, 156.592 di Sekadau, 174.982 di Bengkayang, 349.837 di Ketapang, dan 289.554 di Sintang.

KPU Kalbar mengharapkan partisipasi pemilih kali ini dapat melebihi target KPU RI sebesar 77,5 persen. "Harapan kami bisa lebih besar, apalagi kawan-kawan (KPU kabupaten, red) sudah sosialisasi dengan berbagai pihak," kata Ketua KPU Kalbar, Ramdan.

Karena dalam pilkada kali ini KPU kabupaten tidak melibatkan relawan demokrasi, maka mereka bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama, hingga ke tingkat RT dan RW agar membantu mensosialisasikan pilkada.

"(KPU kabupaten) Sudah maksimal melakukan sosialisasi, walaupun ada kendala karena sebagian masyarakat belum paham penyampaian sosialisasi secara virtual itu," katanya mengakui.

Namun begitu, Ramdan mengatakan sikap optimistisnya bahwa pilkada serentak yang sehat dan aman dari COVID-19 di Kalbar akan berjalan lancar, karena yang terlibat di dalam KPPS adalah tokoh masyarakat yang merupakan panutan masyarakat pemilih di daerah setempat. ***3***

Pewarta: Nurul Hayat
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020