Penajam (ANTARA) -
Tim SAR Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Provinsi Kalimantan Timur hingga kini belum menemukan seorang nelayan hilang akibat kecelakaan laut (lakalaut) yang diduga melibatkan perahu nelayan dengan kapal tanker.
 
"Tragedi ini terjadi di laut batu bara Kelurahan Muara Telake Kecamatan Long Kali Kabupaten Paser, sementara korbannya adalah nelayan dari Kabupaten PPU," tutur Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU Nurlaila di Penajam, Rabu.

Baca juga: Tim SAR temukan korban hilang tabrakan kapal cepat di Muba
 
Waktu kejadian sekitar pukul 02.00 Wita, Selasa (8/12), sementara laporan yang masuk ke BPBD PPU pada Rabu (9/12) pukul 10.29 Wita.
 
Kronologis kejadian seperti yang diceritakan Saming (nelayan yang selamat), lanjut Nurlaila, korban sedang berlabuh di tali tomba yang berada di laut Muara Telake.

Baca juga: Tim SAR lakukan penyisiran cari operator yang hilang di Semeru
 
Saat itu posisi Mahmud (59), nelayan yang masih belum ditemukan sedang tidur, sedangkan Saming (49) yang saat itu juga tidur, tiba-tiba terbangun dan melihat kapal tanker sudah mendekat.
 
Demi melihat bahaya ini, Saming berusaha membangunkan Mahmud untuk segera memotong tali jangkar, namun terlambat karena tanker sudah menghantam perahu lebih dulu.

Baca juga: Tim SAR gabungan cari korban tenggelam di Pantai Rawajarit Cilacap
 
Seketika perahu langsung terbalik sehingga keduanya tenggelam, namun Saming sempat berenang naik ke sela-sela perahu yang sedang telungkup.
 
Setelah Saming berhasil ke permukaan air dan mengambil nafas, ia sempat mencari keberadaan Mahmud, namun tidak ditemukan. Sekitar setengah jam kemudian baru Saming berenang ke luar dari perahu dan naik ke atas perahu tersebut.
 
Kemudian pada Rabu (9/12) pagi, kapal pemancing dari Penajam lewat dan melihat Saming di tengah laut sehingga korban ditolong oleh pemancing ini untuk diantarkan pulang, sedangkan Mahmud belum ditemukan.
 
"Saming dan Mahmud adalah nelayan yang tinggal di RT 01, Kelurahan Sungai Parit, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU. Pak Saming sudah di rumahnya, sedangkan Pak Mahmud belum ditemukan. Terakhir Pak Mahmud memakai baju dalam Laskar Merah Putih dan baju luar werpak merah," katanya.
 
Malam ini, lanjut Nurlaila, Tim SAR gabungan menghentikan pencarian, namun pencarian akan dilanjutkan esok hari dengan melibatkan berbagai pihak.
 
Siang tadi, lanjut dia lagi, tim gabungan berangkat dari Posko Penanganan di Jembatan Sesumpu, PPU, pukul 15.30 Wita. Jumlah armada laut yang berangkat sebanyak tiga unit dengan jumlah personil 19 orang termasuk Lurah Sungai Parit, Anggota Pos AL PPU dan Babinsa.
 
Peralatan di lapangan dalam pencarian tadi adalah dari BPBD PPU ada satu speedboat, kemudian dari warga ada dua kapal nelayan.
 
"Personel yang ikut mencari antara lain dari BPBD, Pos AL PPU, Babinsa Sungai Parit, Lurah Sungai Parit, Kodim 0913/PPU, keluarga korban, Relawan Info PPU, dan warga," ucap Nurlaila.
 

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020