Jakarta (ANTARA) - Apple menutup sementara semua toko, berjumlah 53 toko, di California karena pandemi COVID-19, dan juga menutup 16 toko di Inggris, menyusul pembatasan yang diberlakukan pemerintah di London.

Juru bicara Apple, dikutip dari Reuters, Minggu, mengatakan bahwa penutupan sementara toko di California menyusul kasus COVID-19 melonjak di negara bagian Amerika Serikat itu.

"Karena kondisi COVID-19 saat ini di beberapa komunitas yang kami layani, kami menutup sementara toko di area ini. Kami mengambil langkah ini dengan sangat hati-hati karena kami memantau situasi dengan cermat dan kami berharap tim dan pelanggan kami kembali secepat mungkin," kata juru bicara Apple.

Baca juga: iPhone 12 dan 12 Pro akan hadir di Indonesia lewat Erajaya Group

Pelanggan masih dapat mengambil pesanan untuk beberapa hari ke depan. Namun, pernyataan itu tidak menyebutkan kapan Apple akan membuka kembali toko-toko tersebut.

Kasus COVID-19 meningkat di Amerika Serikat dan Inggris. Di AS, terdapat lebih dari 17,4 juta terinfeksi virus corona dan sekitar 314.000 kematian karena COVID-19.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pada Sabtu (19/12), memberlakukan pembatasan wilayah terhadap lebih dari 16 juta orang di Inggris.

Johnson mengatakan London dan Inggris tenggara saat ini akan diberlakukan pembatasan wilayah Tier 4. Orang-orang di wilayah tersebut diminta tetap berada di rumah, kecuali untuk alasan penting, seperti pekerjaan.

Toko ritel non-esensial akan ditutup, begitu juga dengan tempat rekreasi dan hiburan yang berada dalam ruangan.

Baca juga: Apple tutup beberapa toko di California karena kasus COVID-19 melonjak

Baca juga: Apple berencana produksi lebih banyak iPhone tahun depan

Baca juga: Apple mulai terapkan label privasi data ke aplikasi

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020