Saya tidak ingin vaksin berada di lemari es atau 'freezer', saya ingin vaksin itu sampai ke tangan orang,
New York (ANTARA) - Gubernur negara bagian New York dan Florida berupaya mempercepat program vaksinasi anti COVID-19 dengan mengeluarkan peringatan kepada rumah-rumah sakit bahwa alokasi vaksin akan dikurangi jika mereka lambat menjalankan program tersebut.

Rumah sakit harus menjalankan penyuntikan dalam waktu seminggu setelah menerima vaksin. Jika tidak, mereka bisa didenda atau berikutnya tidak mendapat pasokan, kata Gubernur New York Andrew Cuomo, Senin (4/1).

"Saya tidak ingin vaksin berada di lemari es atau freezer, saya ingin vaksin itu sampai ke tangan orang," kata gubernur. "Kalau Anda tidak menjalankan fungsi ini, hal itu menimbulkan pertanyaan tentang efisiensi operasi rumah sakit."

Di Florida, Gubernur Ron DeSantis mengumumkan kebijakan yang mengatur bahwa negara bagian akan mengalokasikan dosis ke rumah-rumah sakit yang melaksanakan vaksinasi paling cepat.

"Rumah sakit yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik dalam menyalurkan vaksin akan dialokasikan pasokannya ke rumah sakit yang melakukan pekerjaan dengan baik dalam menyalurkan vaksin," kata DeSantis pada sebuah pengarahan.

"Kami tidak ingin vaksin hanya diam di beberapa sistem rumah sakit," ia menambahkan, meski tidak menyebutkan soal kemungkinan denda.

Florida juga akan mengerahkan 1.000 perawat tambahan untuk menyuntikkan vaksin dan tujuh hari dalam seminggu akan tetap membuka situs vaksinasi yang dikelola negara bagian, katanya.

New York telah membagikan sekitar 175.000 dari 896.000 dosis vaksin yang telah diterima sejak pertengahan Desember, menurut data CDC. Florida telah membagikan 265.000 dari 1,14 juta dosis yang diterimanya.

Di New York City, Wali Kota Bill de Blasio mengatakan beberapa hambatan telah memperlambat target satu juta penduduk sudah akan menerima satu dari dua dosis vaksin pertama pada akhir Januari. Sedikit lebih dari 110.000 penduduk telah menerima dosis pertama mereka sejauh ini, menurut data pemkot New York City.

De Blasio mendesak negara bagian untuk memperluas kelompok awal yang memenuhi syarat --selain petugas kesehatan dan penghuni panti jompo-- dengan memasukkan kalangan pekerja penting seperti guru, polisi, pemadam kebakaran, personel toko kelontong dan orang-orang yang berusia lebih dari 75 tahun.

New York City saat ini memiliki 125 lokasi vaksinasi dan berencana untuk menggandakannya pada akhir bulan, kata wali kota.

"Ini harus menjadi kenyataan selama tujuh hari seminggu, 24 jam ke depan," kata de Blasio.

Senin juga menandai hari pertama beberapa warga AS dijadwalkan menerima suntikan kedua vaksin, yaitu tiga minggu setelah mereka mendapatkan dosis pertama.

Pemerintah pusat Amerika Serikat telah mendistribusikan lebih dari 15 juta dosis vaksin ke negara bagian dan teritori di seluruh negeri.

Namun, sejauh ini hanya sekitar 4,5 juta dosis yang telah disuntikkan, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS yang dirilis pada Senin.

Pemerintah AS gagal mencapai targetnya untuk memvaksinasi 20 juta orang pada akhir tahun 2020. Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan peluncuran vaksin akan meningkat secara signifikan bulan ini.

Kepala Korps Kesehatan Masyarakat Amerika, Jerome Adams mengatakan kepada CBS News bahwa ada 15 juta hingga 20 juta dosis vaksin yang tersedia.

"Kami harus berharap tentang itu sambil mengakui bahwa kami harus melakukan yang lebih baik dan kami akan terus melakukan yang lebih baik," kata Adams. "Dan saya berjanji kepada Anda, Anda akan melihat dalam dua minggu ke depan jumlahnya meningkat secara substansial."

AS hingga Minggu (3/1) tengah malam telah melaporkan total 20,5 juta kasus COVID-19 dan 351.480 kematian. Pada rata-rata bergulir tujuh hari, negara itu melaporkan 210.190 kasus dan 2.636 kematian akibat virus corona per hari.


Sumber: Reuters
vBaca juga: 100 hari pertama, Biden targetkan 100 juta dosis vaksin COVID-19
Baca juga: AS berencana mulai vaksinasi COVID pada warga pertengahan Desember
Baca juga: Amerika Serikat izinkan penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021