Hulu Sungai Tengah (ANTARA) - Musibah banjir yang melanda "Bumi Murakata" Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, pada Kamis (14/1) menyebabkan delapan orang meninggal dunia, 8.000 jiwa mengungsi dan 68.000 warga terdampak.

Plt Sekda Hulu Sungai Tengah, H Faried Fakhmansyah, Senin mengatakan, ada delapan orang meninggal, tujuh orang di Kecamatan Hantakan dan satu orang di Kecamatan Barabai.

"Sebanyak 16 ribu lebih rumah di 10 kecamatan dari 11 kecamatan di Hulu Sungai Tengah juga tergenang banjir," kata Faried.

Baca juga: Ratusan rumah hilang akibat banjir di Hulu Sungai Tengah, Kalsel

Menurutnya, yang terparah terjadi di Kecamatan Hantakan dan Barabai. Di Kecamatan Hantakan bahkan banjir bandang yang menghancurkan ratusan buah rumah warga dan di Kecamatan Barabai melumpuhkan kota, karena seluruh fasilitas umum terendam banjir.

"Di hari ke lima ini, masih ada dua kecamatan yang masih airnya belum surut, yaitu beberapa desa di Kecamatan Pandawan dan Labuan Amas Utara," katanya.

Pihaknya masih menghitung berapa kerugian yang ditimbulkan dan mendata beberapa fasilitas umum yang rusak seperti rumah warga, sekolah, tempat ibadah, pasar dan fasilitas lainnnya.

Baca juga: Kehadiran presiden tumbuhkan semangat warga di tengah banjir

"Yang pastinya, warga kita masih memerlukan bantuan, baik itu logistik berupa makanan, obat-obatan, pakaian dan kebutuhan warga lainnya," kata Faried yang juga merupakan Kepala BPBD HST.

Ia juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh relawan dan bantuan dari instansi dan perusahaan dari berbagai daerah kabupaten tetangga bahkan dari Provinsi Kalteng hingga Kaltim.

"Agar terkoordinir dengan rapi dan bantuan tepat sasaran, kami berharap setiap bantuan yang datang dari berbagai daerah agar melapor dulu atau menyerahkan ke posko Induk penanganan banjir di Stadion Murakata, agar bisa diarahkan secara merata ke lokasi warga yang terdampak banjir," tuntasnya.

Baca juga: Hoaks, video mobil terseret banjir di Kalimantan Selatan
Baca juga: Presiden memantau dari atas jembatan di tengah banjir di Kalsel
Baca juga: Presiden Jokowi: Banjir besar Kalsel jadi yang pertama dalam 50 tahun

Pewarta: Imam Hanafi/m taupik rahman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021