Palembang (ANTARA) - Kepolisian Daerah Sumatera Selatan mengungkap kematian seorang dokter di Palembang, Jamhari Farzal pada Jumat (22/1) bukan akibat suntikan vaksin COVID-19 Sinovac yang diberikan kepadanya sehari sebelumnya.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol.Supriadi didampingi Kabid Dokkes Polda Kombes Pol.dr.Syamsul Bahar di Palembang, Senin, menjelaskan berdasarkan hasil visum tim RS Polri M Hasan/RS Bhayangkara Palembang menunjukkan dr.Jamhari Farzal meninggal dunia karena serangan jantung.

Dia menjelaskan almarhum dr.Jamhari Farzal sempat mengikuti program vaksinasi COVID-19 untuk para tenaga kesehatan pada Kamis (21/1).

Baca juga: Polda Sumsel: Dokter di Palembang meninggal bukan efek vaksin

Kemudian setelah disuntik vaksin corona yang bersangkutan ditemukan meninggal dunia dalam mobil saat parkir di depan mini market kawasan Jalan Sultan Mansyur Palembang, Jumat (22/1) malam.

Kondisi tersebut mendorong berkembang informasi di tengah masyarakat yang bersangkutan meninggal akibat vaksin tersebut.

Untuk meluruskan informasi yang berkembang di tengah masyarakat itu, pihaknya melakukan visum terhadap jenazah dokter tersebut..

Berdasarkan hasil visum tim forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh almarhum dokter tersebut.

Tim menemukan tanda-tanda wajah almarhum dr.Jamhari Farzal membiru, terdapat pendarahan pada bola mata, tangan, dada dan kaki.

"Jenazah dokter tersebut disimpulkan tim forensik meninggal karena kekurangan oksigen akibat serangan jantung, bukan efek vaksinasi," ujar Kabid Humas.

Baca juga: Dokter di Palembang tewas usai divaksin corona? Ini faktanya!

Baca juga: Gubernur Sumbar: Hoaks di medsos buat orang tolak vaksin

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021