Mataram (ANTARA) - Ketua Komisi V DPRD Nusa Tenggara Barat TGH Mahally Fikri menyesalkan sikap Gubernur NTB H Zulkieflimansyah bersama sejumlah pejabat yang berenang di sebuah kolam renang tanpa mematuhi protokol kesehatan COVID-19, apalagi situasi daerah sedang tertimpa musibah bencana banjir dan tanah longsor.

"Sebagai masyarakat NTB saya sangat prihatin dengan kejadian ini, karena bisa menjadi bukti kita kehilangan pemimpin yang bisa menjadi tauladan bagi rakyatnya," kata Mahally Fikri saat dihubungi melalui telepon dari Mataram, Minggu.

Mahally membandingkan apa yang dilakukan Gubernur NTB H Zulkieflimansyah dengan Gubernur NTB sebelumnya Tuan Guru Bajang (TGB) H Muhammad Zainul Majdi yang tulus menggunakan semua media dan sarana untuk berkontribusi mengendalikan pandemi dengan mengingatkan masyarakat lewat dakwah dan khutbah-khutbahnya sekaligus memberikan contoh.

Baca juga: Wamen BUMN-Gubernur NTB keliling Sirkuit Mandalika pakai motor listrik

"Saya bangga dan sangat salut pada semangat dan kerja keras gubernur pendahulu beliau (TGB) yang tulus menggunakan semua media dan sarana untuk berkontribusi mengendalikan pandemi dengan mengingatkan masyarakat lewat dakwah dan khutbah-khutbah beliau sekaligus memberikan contoh," ujar Ketua Komisi yang membidangi kesejahteraan rakyat dan pemberdayaan perempuan tersebut.

Karena itu, Ketua DPD Partai Demokrat NTB ini berharap apa yang dilakukan Gubernur NTB H Zulkieflimansyah bersama sejumlah pejabat Pemprov NTB hanya sebuah kekhilafan dan segera bisa menyadari bahwa apa yang dilakukan itu sangat tidak baik sebagai seorang pemimpin.

"Mudahan saja pak gubernur khilaf dan bisa menyadari bahwa hal seperti ini sangat tidak baik bila dilakukan atau telanjur dilakukan oleh seorang pemimpin," ucap Mahally Fikri.

Selain itu, di tengah situasi daerah yang sedang dilanda banjir dan meningkatnya pasien COVID-19, semestinya semua pemangku kepentingan bahu membahu berbuat sekaligus memberikan contoh bagi masyarakat, bagaimana berkontribusi mengendalikan pandemi COVID-19, bukan sebaliknya justru memberikan contoh yang tidak baik.

Oleh karena itu, ia meminta kepada Gubernur NTB H Zulkieflimansyah untuk segera meminta maaf dan memberikan klarifikasi kepada masyarakat NTB atas apa yang telah dilakukan.

"Atas ketelanjuran pak gubernur seperti di gambar yang beredar supaya segera diklarifikasi dan dengan tulus serta rendah hati meminta maaf kepada masyarakat NTB kalau hal itu memang salah. Insya Allah hal demikian akan membuktikan beliau adalah orang yang berjiwa besar dan pemimpin sejati yang akan disegani sekaligus dicintai rakyatnya," katanya.

Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah justru melepas aktivitas paginya pada Minggu 31 Januari 2021 dengan mandi di kolam renang bersama banyak orang.

Baca juga: Ketua DPD sebut Sirkuit Mandalika bisa ubah wajah NTB dan Indonesia

Baca juga: Program "Kampung Sehat" pembangkit semangat masyarakat lawan COVID-19


Dari foto yang diunggah di media sosial miliknya Facebook, dengan nama Bang Zul Zulkieflimansyah. Gubernur NTB Zulkieflimansyah tengah asyik mandi di kolam tanpa protokol kesehatan COVID-19.

"Pukul 06.00 pagi, di Bayan, Lombok Utara. Sepagi ini, kami sudah menggigil bareng di Kolam Renang Mandala, Desa Bayan. Airnya sejuk dan jernih, di bawah rindang pohon-pohon di hutan adat bayan," tulis Zulkieflimansyah di akun Facebook miliknya.

"Mandi di sini dijamin tidak bikin kulit hitam. Karena dari sumber mata air, kolamnya tidak mengandung kaporit, dan suasananya teduh. Siapapun yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan bonus menarik: menjelajahi hutan adat bayan seluas 10,3 hektare," ujarnya.

Bahkan, ia juga mengajak masyarakat untuk menikmati wisata di kolam renang yang dikelola Pokdarwis tersebut.

"Ternyata, desa-desa kita bisa melahirkan destinasi wisata yang menarik. Ayo, kita ramaikan destinasi wisata di desa-desa kita," ucap Zulkieflimansyah dalam media sosial Facebook.

Terkait unggahan Gubernur NTB tersebut banyak mendapat kritikan yang dilontarkan netizen menanggapi foto tersebut. Namun, sebagian besar kritik bukan terkait pandemi COVID-19, melainkan sejak Kamis (28/1) hingga Sabtu (30/1) sejumlah daerah di NTB dikepung banjir. Saat ini beberapa foto unggahan Gubernur NTB tersebut sudah dihapus.

Di Kabupaten Sumbawa banjir menyebabkan satu orang meninggal dunia. Di Kuta Mandalika, banjir menerjang puluhan rumah hingga menggenangi lokasi sirkuit MotoGP Mandalika.

Sedangkan di Kecamatan Sekotong dan Lembar Kabupaten Lombok Barat, banjir masuk pemukiman warga dan menggenangi Puskesmas di Lembar.

Baca juga: DPRD NTB optimis sirkuit Mandalika gelar MotoGP 2021

Sementara itu, hingga Sabtu (30/1) kasus COVID-19 di Provinsi NTB mencapai 7.569 orang, dengan perincian 5.828 orang
sudah sembuh, 333 meninggal dunia, serta 1.408 orang masih positif.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021