Sebenarnya, potensi energi baru terbarukan di Indonesia cukup besar, terutama dari energi surya, angin dan hidroelektrik; namun belum dikelola secara maksimal
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta jajaran-nya dan seluruh pihak terkait untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi energi baru terbarukan (EBT), seperti tenaga surya, angin, sampah biomassa dan hidroelektrik, yang ada di dalam negeri.

"Sebenarnya, potensi energi baru terbarukan di Indonesia cukup besar, terutama dari energi surya, angin dan hidroelektrik; namun belum dikelola secara maksimal," kata Wapres Ma’ruf dalam orasi ilmiah-nya pada acara Dies Natalis V dan Lustrum I Universitas Pertamina Tahun 2020 secara daring, Senin.

Posisi geografis Indonesia, yang berada di garis khatulistiwa, memiliki potensi sumber tenaga surya yang berlimpah, kata Wapres. Namun, penggunaan energi surya tersebut belum banyak dimanfaatkan di sektor industri dan perumahan.

Untuk dapat mengoptimalkan potensi energi baru terbarukan tersebut, Wapres mengatakan Indonesia dapat belajar dari negara-negara di Eropa.

"Kita perlu belajar dari beberapa negara yang telah sukses dalam pemanfaatan energi baru terbarukan seperti Jerman, dimana bauran energi primer dari EBT-nya telah mencapai 85 persen dari energi nasionalnya," tukasnya.

Baca juga: Wapres: Ketergantungan impor energi fosil harus dihentikan

Baca juga: Wapres: Ironis, subsidi LPG banyak dinikmati masyarakat mampu


Sebagian besar EBT yang digunakan di Jerman merupakan tenaga surya, angin, sampah biomassa dan hidroelektrik, dimana sumber bahan bakarnya banyak ditemukan pula di Indonesia, ujar Wapres menjelaskan.

Oleh karena itu, Wapres mendorong adanya riset dan inovasi terkait bauran EBT tersebut di Indonesia, sehingga target Indonesia untuk meningkatkan pemanfaatan EBT tersebut dapat segera tercapai.

"Selain investasi, saya ingin menekankan pentingnya riset dan inovasi untuk industri energi di Indonesia. Target bauran energi dengan energi terbarukan pada tahun 2025 tidak akan tercapai jika riset dan inovasi tidak turut serta ditingkatkan," ujarnya.

Indonesia menargetkan bauran energi terbarukan sebesar 23 persen di 2025; angka tersebut terus ditingkatkan menjadi 31 persen pada 2050. Namun, hingga saat ini, pemanfaatan bauran EBT di Indonesia masih jauh di bawah target yakni sebesar 9,15 persen.

Sementara itu di Eropa, sejumlah negara telah menerapkan penggunaan EBT sebagai sumber utama penyediaan listrik di beberapa proyek pembangunan baru. Sumber EBT yang banyak digunakan di Eropa ialah angin dan matahari, yang di sana menghasilkan 38 persen pasokan listrik di 27 negara Uni Eropa.

Denmark menjadi negara dengan pengguna EBT dari angin dan surya tertinggi di Eropa, yakni menyumbang 61 persen dari kebutuhan listrik di negara tersebut pada 2019. Sementara 35 persen pasokan listrik di Irlandia dan 33 persen di Jerman menggunakan pembangkit berbahan baku bauran EBT.

Baca juga: Wapres: SDM Indonesia harus dipacu untuk bersaing di tingkat global

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021