Makassar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Makassar harus mengeluarkan biaya besar pada proses skrining calon pendonor plasma konvalesen di Makassar. Itu karena belum adanya alat uji saring antibodi.

Sementara setiap calon pendonor plasma konvalesen harus melalui uji antibodi menggunakan alat ini untuk bisa dipastikan memenuhi syarat sebagai pendonor. Maka dari itu setiap spesimen calon pendonor harus dibawa ke klinik dengan biaya Rp500 ribu untuk satu kali tes.

Ketua PMI Kota Makassar Syamsu Rizal di Makassar, Selasa, mengatakan inilah yang menjadi kesulitan palang merah karena biayanya sangat tinggi, satu kali tes itu dibutuhkan Rp500 ribu.

"Jadi kalau asumsinya hanya satu yang memenuhi syarat dari 12 calon pendonor, maka kita menghabiskan sekitar Rp6 juta untuk satu donor plasma konvalesen," urainya.

Baca juga: PMI Bali datangi penyintas untuk atasi krisis donor plasma konvalesen

Baca juga: PMI Makassar terbantu donor plasma Satgas BUMN


Meski demikian, Syamsu Rizal yang kerap disapa Deng Ical juga membeberkan bahwa setiap pendonor yang berhasil akan diberikan biaya pengganti pengelolaan darah sebesar Rp5,2 juta.

"Tetapi sekali lagi palang merah tidak boleh berfikir biaya, susah dan hambatan yang ada. Setiap kita dibutuhkan untuk melakukan sesuatu terutama untuk mengurangi penderitaan maka palang merah mesti harus tampil duluan," ujarnya.

Saat ditanya soal pengadaan mesin uji antibodi, Deng Ical menyatakan tanggungjawabnya belum jelas, itu karena pengadaannya masih berbentuk inisiatif PMI.

Maka diharapkan pula pemerintah ikut mendukung pelaksanaan donor plasma konvalesen sebagai upaya dalam menekan kematian akibat COVID-19, termasuk pada persiapan berbagai fasilitas lainnya.

Begitu pula pada berbagai perusahaan BUMN yang sering menyalurkan bantuan melalui Program CSR.

"Paling tidak kantong darahnya, apa saja yang bisa dibantu maka Alhamdulillah kita sangat bersyukur. Tetapi sekali lagi tugasnya palang merah itu tidak pernah membicarakan itu atau menganggap ini sebagai hambatan untuk melaksanakan tugasnya," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur PMI Makassar Khudri Arsyad mengatakan seluruh peralatan dalam melakukan uji calon pendonor plasma telah tersedia di PMI Kota Makassar.

"Begitu pula tenaga terampil layanan donor plasma, kita punya enam orang," ujarnya.

Seperti empat unit mesin apheresis seharga Rp3 miliar per unit. Mesin tersebut telah tersedia sejak 2015 yang sebelumnya ditujukan mengukur trombosit, namun juga bisa digunakan untuk plasma.

Termasuk mesin contact soft freezer dan conecting device, ini hanya tersedia di PMI Makassar, sehingga PMI Makassar juga menyuplai plasma untuk pasien COVID-19 se Indonesia Timur.*

Baca juga: PMI Kota Tangerang sudah salurkan 410 kantong plasma konvalesen

Baca juga: 21 personel Polda Metro penyintas COVID-19 donorkan plasma konvalesen

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021