Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) masih didominasi oleh gempa letusan berdasarkan pengamatan petugas Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu.

Dalam laporan yang dibuat petugas Pos Pantau Gunung Semeru, Mukdas Sofian, tercatat 12 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-21 mm dan lama gempa 70-150 detik pada periode pengamatan pukul 00.00 - 06.00 WIB.

"Aktivitas kegempaan Gunung Semeru juga tercatat satu kali gempa guguran dengan amplitudo 3 mm dan sembilan kali gempa hembusan dengan amplitudo 6-9 mm, serta dua kali gempa harmonik," tuturnya.

Baca juga: Kesiapsiagaan Pemkab Lumajang hadapi erupsi Gunung Semeru

Baca juga: Mensos pantau dampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang


Berdasarkan pengamatan secara visual, lanjut dia, gunung api tertutup Kabut 0-II hingga tertutup Kabut 0-III, kemudian asap kawah tidak teramati, cuaca mendung hingga hujan, dan angin lemah ke arah timur laut.

"Pada pengamatan periode pukul 06.00 - 12.00 WIB tercatat 22 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-21 mm dengan lama gempa 65-120 detik," katanya.

Gunung Semeru juga mengeluarkan sembilan kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-9 mm dan tiga kali gempa harmonik dengan amplitudo 2-8 mm.

Pengamatan Gunung Semeru pada periode Selasa (9/2) pukul 00.00-24.00 WIB tercatat 67 kali gempa letusan/erupsi, dua kali gempa guguran, 23 kali gempa hembusan, lima kali gempa harmonik, dan satu kali gempa tektonik jauh.

Status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut tetap pada level II atau waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan beberapa rekomendasi agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak G. Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan.

Masyarakat juga diimbau mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

"Masyarakat diminta menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas, karena saat ini suhunya masih tinggi dan perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," katanya.

Ia mengimbau masyarakat mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yg berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

Baca juga: BPBD imbau warga tidak beraktivitas di radius 1 km dari puncak Semeru

Baca juga: Lima kecamatan di Lumajang diguyur hujan abu vulkanik Gunung Semeru

Baca juga: PVMBG: Status Semeru masih waspada


Sementara Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan aktivitas Gunung Semeru sementara ini masih aman dan terkendali, meskipun terjadi gempa letusan karena tidak berdampak pada masyarakat.

"Erupsi atau gempa letusan merupakan hal yang wajar bagi gunung api aktif seperti Gunung Semeru, sehingga masyarakat di lereng gunung tetap menjalankan aktivitasnya sehari-hari," ujarnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021