Palu (ANTARA) - Sabtu 13 Februari 2021 cuaca di wilayah Dusun Dongi-Dongi cukup cerah dan terlihat di sisi kiri dan kanan jalan ,tepatnya di depan pintu masuk menuju lokasi eks penambangan emas tanpa izin (tambang emas ilegal) Dongi-Dongi tampak puluhan kendaraan roda empat dengan nomor polisi dari beberapa daerah terparkir di tepi jalan raya pada poros Palu-Napu.

Di sisi lain, juga terlihat tumpukan kayu/papan hasil tebangan baru di depan rumah milik warga Dusun Dongi-Dongi.

Kayu/papan tersebut, kata salah seorang ibu yang enggan disebutkan namanya itu merupakan titipan orang. "Kayu/papan ini hanya dititipkan di sini," kata perempuan setengah baya itu.

Bahan bangunan tersebut diduga kuat dijual untuk kebutuhan para penambang yang beraktivitas di lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi.

Kayu/papan itu juga diduga kuat berasal dari kawasan Taman Nasional Lore Lindu yang ada di sekitar lokasi tambang emas ilegal. Sebab lokasi tambang ilegaI Dongi-Dongi berada di dalam kawasan konservasi.

Apa yang diduga itu ternyata benar bahwa kayu/papan yang ada di depan pintu masuk pos penjagaan polisi di jalan raya Palu-Napu di wilayah Dusun Dongi-Dongi digunakan sebagai bahan untuk membuat dinding pengaman dalam lubang-lubang rep (pasir/tanah yang mengandung emas) di lokasi tambang Dongi-Dongi.

Saat penulis memasuki kawasan tambang emas ilegal Dongi-Dongi bertemu dengan beberapa pengendara sepeda motor yang mengangkut kayu/papan.

"Untuk apa itu pak?. Ini untuk kebutuhan membuat dinding pengaman lubang rep," ujar pengendara yang juga enggan disebut namanya.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi PETI, terlihat banyak kendaraan sepeda motor yang juga mengangkut beberapa karung rep dari lokasi PETI Dongi-Dongi.

Dari lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi sampai ke jalan raya, menempuh perjalanan sekitar 1,5 km dengan menyusuri kebun kakao dan juga beberapa sungai besar dan kecil.

Sungai-sungai kecil,airnya sangat keruh.Membuktikan bahwa di hulu ada aktivitas penambangan emas.

Baca juga: Polda Kalbar sita dua alat berat di lokasi tambang emas ilegal

Tenda penambang
Sekitar 500 meter dari areal tambang emas ilegal Dongi-Dongi terlihat banyak tenda-tenda yang dibangun oleh para penambang di antara tanaman-tanaman kakao milik masyarakat di wilayah Dong-Dongi.

Selain itu, terdengar suara mesin genset baik untuk penerangan listrik maupun sebagai mesin yang digunakan untuk menyedot pasir atau rep yang mengandung emas.

Juga terdengar mesin pemotong kayu yang diduga kuat untuk memenuhi kebutuhan penambang.

"Sejak kapan tambang emas ilegal Dongi-Dongi mulai ramai diserbu penambang?," sudah dari akhir Desember 2020, kata Roy, seorang penambang yang berasal dari Kotamobagu.

Ia mengaku sudah bertahun-tahun menjadi penambang emas, tetapi khusus di lokasi Dongi-Dongi baru berjalan hampir dua tahun terakhir ini.

Profesi ini sudah dilakukan sejak lama. Hampir semua lokasi tambang emas di Tanai Air sudah pernah dijajakinya.

Sebenarnya ada juga rasa takut tertimbun longsor saat beraktivitas dalam lubang. "Tapi karena profensi ini sangat menjanjikan, apalagi di lokasi tambang Dongi-Dongi kandungan emas yang ada dalam rep terbilang sangat bagus dan banyak, meski taruhannya nyawa,tetapi tetap saja dilakukan.

Menurutnya selama berada di lokasi tidak bekerja sendiri, tetapi bersama beberapa teman dengan sistem kongsi.

Satu kongsi rata-rata berjumlah 10 orang, termasuk di dalamnya adalah pemilik modal. Nanti hasil dari menambang akan dibagi kepada semua anggota kongsi.

Tentu untuk pemodal akan lebih besar, sebab diperhitungkan dengan biaya operasional yang sudah dikeluarkan.Biaya operasinal paling besar adalan untuk kebutuhan makan/minum sehari-hari.

Juga untuk membeli berbagai material yang dibutuhkan seperti kayu/papan peling lubang sehingga penambang bebas dan terlindungi dari longsor.

Ribuan lubang rep
Ede, salah seorang penambang mengatakan bahwa saat ini sudah mencapai ribuan lubang yang digali oleh penambang di lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi.

Diperkirakan saat ini penambang yang ada di lokasi tambang ilegal ini sekitar 4.000 orang yang berasal dari berbagai daerah,terbanyak dari Gorontalo dan Sulawesi Utara.

Juga ikut menambang masyarakat dari beberapa desa di Kabupaten Sigi dan Poso, termasuk di dalamnya adalah warga Dusun Dongi-Dongi.

Masyarakat lokal hanya sebagai anggota saja bergabung dalam satu kongsi. "Tapi mereka yang mengusai lubang rep adalah kebanyakan dari luar daerah, sebab memang mereka itu ahlinya," ujar Ede.

Jika dibandingkan dengan aktivitas tambang emas ilegal Dongi-Dongi pada 2011-2012 sebelum akhirnya ditutup, penambangan sekarang ini jauh lebih banyak dan paling marak.

Apalagi, dalam beberapa bulan ini, lokasi tambang emas ilegal yang sebelumnya dijaga oleh petugas baik polisi maupun polhut,kini sudah tidak dijaga.

Jadi para penambang bebas untuk menambang tanpa ada rasa takut kepada petugas, termasuk pemilik kawasan konservasi adalah Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) tidak bisa berbuat apa-apa.

Dia juga mengaku hasil penambang cukup lumayan, sebab banyak warga di sekitar lokasi PETI termasuk warga dari beberapa desa di Kecamatan Palolo dan Nokilalaki Kabupaten Sigi sudah bisa bangun rumah beton dan punya kendaraan sepeda motor, bahkan mobil hanya dari usaha tambang emas.

Contoh, papa mantu saya yang tadinya rumah hanya terbuat dari kayu/papan dan atap rumbia,kini sudah bisa membangun rumah dinding tembok dan atap seng.

"Ini semua dari hasil yang didapatkan dari menambang emas di lokasi PETI Dongi-Dongi," kata dia.

Baca juga: Polisi imbau hentikan aktivitas tambang emas ilegal di Kapuas Hulu

Bagaikan pasar
Kondisi di lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi bagaikan pasar yang cukup ramai, sebab banyak sekali pedagang berjualan di lokasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para penambang.

Haryono, salah seorang pedagang es tongtong mengatakan setiap harinya, ia berjualan es di lokasi tambang dan hasilnya cukup lumayan.

Dia mengaku tinggal di Kota Palu dan saban hari datang ke lokasi tambang menjual es. Saat pulang kembali ke Palu,ia membeli sayur-mayur yang banyak dijual petani di wilayah Dongi-Dongi.

Hal senada juga disampaikan seorang pedagang kuliner. Nya Lasmin, seorang pedagang makanan dan kue dari salah satu desa di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.

Saban hari,ia bersama suaminya naik ke lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi untuk menjual berbagai jenis makanan dan kue. Ia mengaku makanan dan kue yang dijual di lokasi laku keras.

"Hanya butuh waktu beberapa jam saja,seluruh barang/bahan jualan habis dibeli penambang," kata dia.

Di lokasi tambang sekarang ini hampir semua pedagang ada di lokasi.

Dengan begitu, katanya,apa yang dibutuhkan penambang tidak lagi harus membelinya keluar, sebab sudah ada disediakan oleh para pedagang musiman yang kebanyakan datang dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.

Rawan COVID-19
Herman, salah seorang petugas dari Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) mengatakan di lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi, selain rawan berbagai jenis kejahatan, juga berbagai penyakit berbahaya, khususnya rawan penyebaran COVID-19.

Penyakit COVID-19 sangat rawan penyebarannya di lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi, sebab orang-orang yang ada di sana tentu tidak lagi menggunakan protokol kesehatan.

Semua orang bebas bergerak dan saling bersentuhan satu sama lainnya, apalagi penambang yang ada di lokasi sudah mencapai ribuan orang.

Tidak ada lagi yang namanya pembatas, sebab semua orang bebas tanpa memikirkan ancaman penyakit berbahaya virus corona yang hingga kini masih belum dapat diatasi meski pemerintah sudah berusaha keras memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19.

Melihat kondisi seperti itu,menurut Herman akan semakin sulit bagi pemerintah di daerah ini untuk dapat menekan angka penularan COVID-19, sebab di satu sisi terjadi kerumunan orang yang sangat besar di lokasitambang emas ilegal.

Selain ancaman COVID-19, juga berbagai tindak kejahatan bisa terjadi di lokasi karena penambang yang ada berasal dari berbagai daerah.

Menurut dia, sangat rawan terjadi tindak kriminal, termasuk lokasi itu bisa menjadi tempat perdagangan obat-obat terlarang dan juga seksual.

Baca juga: Polisi imbau hentikan aktivitas tambang emas ilegal di Kapuas Hulu

Prihatin
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan sangat prihatin melihat kondisi tambang emas ilegal Dongi-Dongi yang kembali marak oleh aktivitas penambangan ilegal.

"Saya merasa prihatin sekali,sebab dahulu tambang emas ilegal Dongi-Dongi sudah ditutup, tetapi sekarang ini sudah ramai lagi di serbu para penambang," katanya.

Gubernur Longki mengatakan saat lewat di pos penjagaan pintu masuk lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi, disisi kiri dan kanan jalan poros Palu-Napu terlihat banyak sekali kendaraan roda dua maupun roda empat yang parkir di tepi jalan.

Bahkan di halaman rumah warga ada sampai empat kendaraan mobil yang parkir dan kabanyakan nomor kendaraan mobil dari luar Sulteng yakni DD dari Sulsel dan DB dari Sulut.

Padahal, Dusun Dongi-Dongi adalalah permukiman penduduk yang erbilang kecil dan selama ini cukup sepi, sebab rata-rata penduduk adalah petani.

"Tapi saat saya lewat hari Sabtu (13/2-2021) sekitar pukul 01.00WITA, sangat ramai seperti ada pasar rakyat di situ," kata dia.

Gubernur Longki mengaku sudah banyak laporan yang disampaikan masyarakat kepadanya soal maraknya penambangan emas ilegal di wilayah Sulteng.

Informasi ini bukan baru sekarang, tetapi sudah lama didengarnya.

tambang emas ilegal Dongi-Dongi dan termasuk lainnya di wilayah Parigi Moutong juga sudah didengarnya dan langsung diteruskan kepada pihak berwajib yakni Polda Sulteng untuk segera ditindak lanjuti.

"Tapi sampai sekarang ini belum juga, bahkan di Dong-Dongi sudah tambah ramai," kata Longki.

Karena itu, Gubernur Longki meminta kepada pihak Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) untuk segera melakukan langkah konkret untuk menyelesaikan tambang tersebut.

Apalagi, kawasannya berada dalam wilayah konservasi yang seharusnya dijaga, bukan sebaliknya.

"Saya sangat sayangkan hal ini kembali terjadi.Beberapa waktu lalu, termasuk saya sendiri datang ke lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi pasca penutupan dengan menanam beberapa jenis pohon agar kawasan yang gundul bisa kembali hijau," kata dia.

Tetapi sekarang ini, pasti pohon-pohon penghijauan tersebut sudah tidak ada, sebab sudah kembali menjadi areal penambangan ilegal oleh orang-orang tak bertanggungjawab.

Baca juga: TNLL-Polda Sulteng siap tertibkan aktivitas tambang ilegal Dongi Dongi

segera koordinasi

Sementara Kepala Balai Besar TNLL, Jusman mengatakan pihaknya kembali akan melakukan koordinasi bersama semua unsur yang terkait, termasuk dengan jajaran kepolisian daerah (Polda Sulteng),Komandan Korem 132 Tadulako Palu,Pemprov Sulteng, Pemkab Sigi dan Poso untuk membicarakan bersama tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan lokasi PETI Dongi-Dongi sudah kembali marak diserbu penambang.

"Saya baru saja dari lokasi.Saya melihat dan sangat terkejut kondisinya sudah seperti itu," kata Jusman.

Selama berada di lokasi tambang emas ilegal Dong-Dongi beberapa jam, ia bersama beberapa pegawai TNLL menyaksikan aktivitas penambangan.

"Tidak ada seorangpun yang kenal kami.Sebab memang rata-rata penambangnya bukan dari wilayah Sulteng, tetapi dari luar seperti dari Sulut dan Gorontalo," ujarnya.

Beberapa penambang yang kami tanya, kata Jusman, mereka datang dari Kotamobagu dan Bolangmongondo hanya khusus untuk menambang di lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi.

Menurut dia, PETI Dongi-Dongi selain berada dalam areal kawasan TNLL,juga jika terus berlarut-larut dibiarkan dapat bukan hanya merusak lingkungan hidup, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa banyak orang, terutama para penambang.

Bencana alam tanah longsor sewaktu-waktu bisa terjadi pada saat curah hujan tinggi atau terjadi getaran gempabumi yang kuat/keras.

Jika hal itu sampai terjadi, maka akan banyak orang yang tertimbun atau terkubur longsor, sebab di dalam bukit tersebut sudah banyak rongga besar.

Bayangkan saja kalau jumlah lubang sudah mencapai ribuan dengan kedalaman ada yang sudah sampai 70 meter dan telah ketemu dengan lubang lainnya, maka ancaman tanah longsor sangat memungkinkan terjadi.

Makanya, sebelum semuanya terjadi dan mengancam keselamatan manusia, juga flora dan fauna di sekitarnya, makan harus secepatnya ditertibkan.

tambang emas ilegal Diongi-Dongi harus segera ditutup dari semua aktivtas agar tidak membawa malapetaka dan bencana alam yang besar.

Dia menambahkan dalam waktu dekat ini akan mencoba untuk bertemu dengan Kapolda Sulteng melakukan koordinasi sebelum di tindak lanjuti dengan langka penertiban.

Tidak ada kata lain untuk tambang emas ilegal Dongi-Dongi selain satu kata yakni harus segera ditutup demi keselamatan bersama." kata TNLLku dan TNLLku malang,".

Baca juga: Kemacetan di KM50 JORR Cakung akibat jalan tertutup peti kemas
 
Kepala Balai Besar TNLL,Jusman hanya bisa menyaksikan kondisi terakhir lokasi PETI Dongi-Dongi yang diserbu penambang (Antara/Anas Masa)
Gubernur Sulteng, Longki Djanggola (kiri) sedang berbincang dengan Ka.Balai Besar TNLL, Jusman (kanan) sioal PETI Dongi-Dongi (Foto Antara/Anas Masa)
kayu/papan untuk digunakan penambang membuat dinding pengaman di dalam lubang rep PETI Dongi-Dongi. (Foto Antara/Anas Masa)

Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021