Lombok Barat, NTB (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar sosialisasi dan simulasi panduan pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (CHSE) pada penyelenggaraan kegiatan Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) di Destinasi Super Prioritas (DSP) Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

"Kegiatan sosialisasi CHSE ini sekaligus hendak menunjukkan kesiapan kita (Indonesia) dalam menyambut kedatangan para wisatawan, meskipun masih di tengah pandemi COVID-19. Khususnya di lima Destinasi Super Prioritas (DSP), termasuk Mandalika, NTB, terutama untuk penyelenggaraan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, Exibition (MICE)," kata Koordinator Pengembangan Jejaring dan Kapasitas Wisata MICE Kemenparekraf, Titik Lestari saat membuka kegiatan sosialisasi dan simulasi panduan pelaksanaan CHSE di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Selasa.

Ia mengatakan, sosialisasi CHSE ini juga bertujuan untuk menyamakan persepsi antara seluruh stakeholder pariwisata tentang bagaimana melaksanakan CHSE untuk kegiatan MICE dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan (Prokes) yang telah disusun pemerintah.

Baca juga: Gernas BBI angkat citra destinasi prioritas Mandalika

Karena harus diakui kata Titik Lestari, bahwa saat ini kasus COVID-19 di Indonesia terus saja bertambah. Berdasarkan data per 21 Pebruari 2021 saja secara akumulasi kasus COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 1.278,653 orang.

"Melihat data ini tentu kita miris. Tetapi meski kasus COVID-19 bertambah, tanpa kita bergerak maka ekonomi juga tidak akan bangkit. Karena itu, agar memacu ekonomi bergerak khususnya sektor pariwisata harus juga dimulai tentunya tetap menerapkan kedisiplinan Prokes COVID-19 secara ketat," ujar Titik.

Menurut Titik, penerapan CHSE dan prokes COVID-19 secara ketat di destinasi wisata, terutama di lima DSP termasuk Mandalika, Lombok, NTB perlu terus dikuatkan. Terutama sekali dalam mendukung kegiatan-kegiatan MICE. Harapannya tentu melalui penguatan CHSE, wisatawan tidak menjadi ragu ataupun khawatir saat berwisata.

"Memang masih banyak (wisatawan, red) yang takut namun kita harus menguatkan dalam menjalankan prokes secara ketat. Terutama lima DSP nasional. Makanya harapan kita sektor MICE kembali siap dan bergerak sehingga memacu kembali kreativitas untuk kembali normal," katanya.

Baca juga: Menaker siapkan SDM terampil NTB menjelang MotoGP Mandalika

Sementara itu, salah satu narasumber yang juga Trainers Kemenparekraf, Aldo Lendy Sumolang mengatakan, secara garis besar, ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian dalam menerapkan panduan CHSE dimasa pandemi COVID-19 terutama bagi pelaku industri pariwisata. Di antaranya, bagaimana penyelenggara MICE bisa melakukan pencegahan, deteksi, dan penanganan.

Karena menurutnya, saat ini kepercayaan masyarakat terhadap lokasi wisata sangatlah penting.

"Kita harus berusaha mendapat kepercayaan masyarakat atau wisatawan, bahwa lokasi wisata kita aman dikunjungi. Sertifikasi CHSE dan MICE inilah, yang akan membuat dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan wisatawan," ucap Aldo.

Aldo menambahkan, penerapan protokol kesehatan COVID-19 tidak hanya berlaku bagi para pelaku wisata saja. Para pengunjung atau wisatawan juga harus sadar betapa pentingnya prokes di lokasi wisata.

"Jadi semua berjalan sesuai CHSE. Untuk itu buku panduan dan sertibikat CHSE bagi pelaku industri pariwiisata harus menjadi keharusan yang dimiliki di masa pandemi COVID-19," katanya.

Kegiatan sosialisasi CHSE di DSP Mandalika ini diikuti 140 peserta, terdiri dari 60 peserta secara dari dan 80 secara luring, yang berasal dari Dinas Pariwisata Provinsi NTB, maupun Dinas Pariwisata 10 kabupaten/kota di NTB, Ketua Asosiasi Kepariwisataan (Asita, HPI, ASPPI, GIPI, Astindo), manager hotel dan restoran, event organizer, travel agent, dan media.

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021