Saya yakin forum ini akan menjadi jalan yang luar biasa untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah perguruan tinggi Indonesia dan Inggris menandatangani nota kesepahaman (MoU), Kamis, terkait kerja sama riset berbagai bidang ilmu di bawah Forum Sains Interdisipliner Indonesia-Inggris (UKICIS).

Enam perguruan tinggi dari kedua negara menjadi pihak penandatangan, yakni Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Nottingham, Universitas Conventry, dan Universitas Warwick.

"Ini merupakan kemitraan prioritas dalam masa perwakilan saya, sebagaimana dimandatkan oleh Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pengembangan sumber daya manusia Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," kata Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya.

Baca juga: Peneliti Indonesia raih Newton Prize 2019 untuk riset perubahan iklim
Baca juga: Lima riset kolaborasi Inggris-Indonesia siap rebutan Newton Prize 2019


Forum komunitas akademisi tersebut didirikan pada Agustus 2020, sebagai upaya bilateral Indonesia-Inggris dalam menyasar isu revolusi industri digital dan tantangan pada sektor ekonomi-kesehatan akibat pandemi COVID-19.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins mendukung pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa kerja sama bilateral di bawah UKICIS berdasar pada kesadaran kedua negara bahwa riset dan inovasi sains-teknologi bersifat fundamental bagi perekonomian.

Selain itu, menurut Jenkins, kerja sama riset di bidang sains dan teknologi penting untuk menghadapi tantangan kesehatan terkini dalam masa pandemi, yakni kekhawatiran akan munculnya varian-varian baru virus penyebab COVID-19.

"Dengan New Variants Assesment Platform [...] kami dapat menawarkan data beresolusi tinggi untuk mendeteksi perubahan pada virus secara regional maupun global. [...] Saya yakin forum ini akan menjadi jalan yang luar biasa untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut," ujar Jenkins.

Rektor Universitas Gadjah Mada Profesor Panut Mulyono, satu dari enam pimpinan universitas penandatangan MoU UKICIS, menyatakan konsorsium akademisi tersebut berkembang dengan cepat sejak peluncuran tahun lalu--yang juga didukung oleh komunitas diaspora Indonesia yang bekerja di universitas di Inggris.

Dalam kesempatan yang sama, Profesor Christine Ennew dari Universitas Warwick mengatakan bahwa pihaknya menantikan penerapan MoU itu secara praktis, serta adanya keterlibatan pejabat tingkat tinggi strategis demi meningkatkan kolaborasi kedua belah pihak dan membuka kesempatan kerja sama lebih luas.

Baca juga: Diaspora Indonesia di Inggris siap kembangkan hasil riset farmasi
Baca juga: Indonesia-Inggris perpanjang kemitraan di bidang iptek hingga 2025

Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021