Jangan panggil Bu Kasad, Hetty saja. Yang Kasad suami, saya Hetty saja.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Hetty Andika Perkasa membantu pengobatan Atika, pengrajin kerupuk gendar yang sudah 10 tahun mengalami kelumpuhan karena gangguan syaraf motorik yang membuatnya harus berjongkok untuk berjalan.

Meski tidak bisa berjalan, Atika tetap bersemangat bekerja dengan membuat kerupuk gendar dari rumah bersama sang ibu, yang tak sengaja membawanya bertemu dengan istri Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa itu.

Kisah itu diceritakan dalam tayangan YouTube TNI AD, Kamis, berawal dari kunjungan Hetty ke kawasan Terboyo, Semarang, yang berada di kawasan pesisir, didampingi istri Pangdam IV/Diponegoro Dewi Bakti Agus Fadjari.

Dalam kunjungan itu, Hetty menyempatkan berdialog dengan sejumlah warga di Kampung Terboyo Kulon RT 03/RW 1, Semarang, termasuk Rubinah, ibu Atika yang ketika itu tengah menjemur kerupuk gendar di depan rumahnya.

Pemilik nama lengkap Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono itu tertarik ingin melihat pembuatan kerupuk gendar di rumah Rubinah dan secara tidak sengaja melihat Atika yang tidak bisa berjalan sedang duduk sambil menggoreng kerupuk.

Ketika ditanya Hetty, Atika kemudian menceritakan mengenai penyakitnya, termasuk anaknya yang juga mengalami kelumpuhan, dan keterbatasan ekonomi yang membuatnya tidak bisa berobat.

Atika bercerita dahulu pernah terjatuh ketika berangkat kerja, dan sampai tiga kali terjatuh yang membuat kepalanya harus dijahit. Setelah itu, Atika mulai merasakan kesulitan berjalan.

Rubinah yang tak tega melihat anaknya sering jatuh akhirnya meminta anaknya bekerja semampunya di rumah, yakni membuat kerupuk gendar meski hasilnya pas-pasan.

"Wis ra usah neng endi-endi, neng omah wae. Ngoten ibuke sanjange. Wis sak iso-isomu gawe kerupuk sembarang, sing penting awake dhewe ora tenguk-tenguk," kata Atika menirukan ucapan ibunya ketika itu.
 
Kondisi Atika yang mengalami kelumpuhan sebelum mendapatkan pengobatan. ANTARA/HO-YouTube TNI AD


Atika mengaku sudah berkali-kali berobat, mulai ke dokter yang akhirnya terkendala biaya hingga ke orang pintar, tetapi tetap tidak membuahkan hasil sehingga semua dipasrahkannya kepada Tuhan.

"Lah, buat beli obat apa to Bu, buat makan saja, alhamdulillah, bisa makan saja sehari-sehari. Obatnya hanya percaya pada Allah," jawab Atika ketika Hetty bertanya alasan tidak meneruskan berobat.

Hetty yang mendengar cerita Atika terlihat meneteskan air mata, dan langsung memintanya untuk berobat mulai saat itu dan tidak perlu memikirkan biaya karena semua akan ditanggungnya.

"Nanti berobat ya, Bu, enggak bayar. Di sini ada Bu Pangdam, minta tolong, ya, Bu Dewi. Nanti semua tagihannya kasihkan kepada saya, biar saya yang bayar," kata Hetty.

Dengan berobat, kata Hetty, setidaknya penyakit Atika bisa diketahui, obat dan terapi apa yang tepat dilakukan, serta apa yang boleh dilakukan dan apa yang pantangan yang harus ditaati.

Selang sebulan kemudian, Hetty mengunjungi Atika yang menjalani perawatan di RST Bhakti Wira Tamtama Semarang tampak terkejut sekaligus bahagia dengan perubahan kondisi Atika yang kini sudah bisa berjalan.

Berkali-kali, Hetty sampai meminta Atika untuk duduk di kursi roda karena khawatir kondisinya belum benar-benar pulih. Akan tetapi, Atika tetap menolak seraya berkata bahwa dirinya sudah kuat berdiri dan berjalan.

"Jangan panggil Bu Kasad, Hetty saja. Yang Kasad suami, saya Hetty saja. Terima kasih sama Tuhan, ya, Bu. Ibu Tika orang yang kuat," pinta Hetty kepada Atika agar tidak terus memanggilnya Bu Kasad sembari menitikkan air mata.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021