Peningkatan pendapatan perusahaan akan diraih dari tender-tender yang diselenggarakan Pemerintah RI di lini bisnis terkuat AMKA, di mana total potensi pasarnya diperkirakan mencapai Rp4.759 triliun hingga tahun 2024.
Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Amarta Karya (AMKA) optimistis meraih target pendapatan hingga Rp1,5 triliun pada 2021.

Direktur Utama AMKA, Nikolas Agung SR dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan perusahaan saat ini merombak strategi dengan mengandalkan antara lain strategic partnership (kemitraan strategis) sebagai motor dalam melipatgandakan pendapatan sekaligus untuk dapat berkontribusi dalam program pemulihan ekonomi nasional.

"Peningkatan pendapatan perusahaan akan diraih dari tender-tender yang diselenggarakan Pemerintah RI di lini bisnis terkuat AMKA, di mana total potensi pasarnya diperkirakan mencapai Rp4.759 triliun hingga tahun 2024,"  katanya.

Baca juga: Peran BUMN Karya lanjutkan konstruksi tol nasional era COVID-19

Ia menambahkan merujuk pada Rencana Jangka Menengah Pemerintah 2020-2024 dan Rancangan Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020-2024, pembangkit listrik tercatat mempunyai potensi hingga Rp1.121 triliun, residensial dan komersial berkisar Rp780 triliun, dan airport sekitar Rp 36 triliun.

Merujuk dari data tersebut, lanjut dia, Nikolas mengatakan bahwa target peningkatan pendapatan di tahun 2021 ini bukan hal yang muluk untuk dicapai perseroan, meski industri konstruksi tak luput dari terjangan pandemi Covid-19.

"Kemitraan strategis menjadi salah satu strategi kunci untuk mengkonversi peluang di situasi yang sarat tantangan ini," ujar Nikolas.

Baca juga: Menteri PUPR apresiasi dukungan BUMN karya dalam penanganan COVID-19

Ia menjelaskan setidaknya ada lima pihak yang menjadi bagian dari kemitraan strategis perusahaan yakni kemitraan dengan penyedia teknologi dan manufaktur, supplier dan subkontraktor, perusahaan-perusahaan EPC (Engineering, Procurement and Construction), para investor dan institusi finansial, hingga dengan pelanggan.

Saat ini, AMKA tengah menggarap sejumlah proyek dengan project creation strategy tersebut. Beberapa di antaranya adalah pembangunan main bridge jalan Tol Trans Sumatera ruas Sigli-Banda Aceh, pembangunan rusun Pulo Jahe-Jakarta Timur bersama Dinas Perumahan Rakyat & Pemukiman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan kerja sama dengan PT LG Electronics Indonesia dalam hal heating, ventilation, and air conditioning (HVAC).

AMKA kini mempunyai empat lini bisnis utama, termasuk jasa konstruksi gedung, jasa konstruksi infrastruktur, EPC, dan manufaktur (fabrikasi).

"Kami perlu menciptakan bisnis baru yang bisa memperkuat empat bisnis utama tersebut, yang dapat menghasilkan recurring income untuk membantu menyeimbangkan portfolio revenue perusahaan, sehingga operasi perusahaan lebih sustain ke depan," ucapnya.

Karena itu, perseroan menjajaki kerja sama dengan salah satu perusahaan multinasional di bidang migas yang segera berinvestasi di Indonesia.

"AMKA akan mendukung di lini bisnis EPC dan Manufaktur-nya. Penandatanganan MoU akan dilakukan dalam waktu dekat. Upaya-upaya semacam inilah yang ingin AMKA giatkan ke depannya," ujar Nikolas.

Nikolas optimistis bahwa dengan strategi yang inovatif dan efektif maka AMKA, sebagai bagian dari BUMN, dapat bertransformasi menjadi salah satu perusahaan pelat merah yang dapat diandalkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi negeri.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021