Port-Au-Prince (ANTARA) - Salah satu pemimpin geng paling digdaya di Haiti, Arnel Joseph, ditembak mati oleh polisi pada Jumat, sehari setelah melarikan diri dari penjara di ibu kota bersama dengan ratusan tahanan lainnya dalam kerusuhan, kata pihak berwenang.

Joseph meninggal, masih mengenakan borgol di pergelangan kakinya, ketika polisi berusaha untuk menurunkan sepeda motor yang dia tumpangi di pos pemeriksaan dalam perjalanan ke pangkalannya di wilayah tengah Artibonite, menurut juru bicara polisi Gary Desrosiers.

Sopir menolak untuk berhenti dan Joseph menodongkan pistol ke polisi. Polisi membalas tembakan, melukai dia, sementara pengemudi dan penumpang sepeda motor ketiga melarikan diri, kata Desrosiers.

Sebelum penangkapannya pada 2019, Joseph adalah pemimpin geng yang paling dicari di Haiti.

Pelarian dari Penjara Sipil Croix-des-Bouquets di pinggiran Port-au-Prince itu terjadi ketika geng-geng berkembang biak, yang menyebabkan lonjakan penculikan dan pembunuhan di Haiti dan mengubah wilayah yang luas di ibu kota menjadi wilayah terlarang.

Gejolak politik, meningkatnya kemiskinan dan impunitas memicu pertumbuhan ini, kata para ahli, dengan aktivis hak asasi menuduh politisi menggunakan geng untuk tujuan politik mereka sendiri.

Dua puluh lima orang termasuk enam narapidana dan satu petugas polisi tewas dalam pembobolan penjara, Sekretaris Negara untuk Komunikasi Haiti Frantz Exantus mengatakan dalam penjelasannya pada Jumat malam.

"Di antara yang tewas adalah warga tak bersenjata yang diserang oleh para tahanan saat melarikan diri," kata Exantus. "Polisi masih berupaya mengidentifikasi semua korban."

Polisi berhasil menangkap kembali 60 narapidana yang melarikan diri tapi lebih dari 200 masih buron dan dicari.

Sumber: Reuters

Baca juga: Haiti izinkan industri tekstil kembali beroperasi di tengah pandemi

Baca juga: Dirut RS Haiti diculik di tengah darurat virus corona

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021