setiap tahun selalu ada peluang untuk gambut terbakar
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim telah merampungkan total 3,2 juta hektare program restorasi lahan gambut yang mengalami kerusakan akibat kebakaran.

"Selama 2016 sampai sekarang, lahan gambut yang sudah diperbaiki dengan mengendalikan konsesi, swasta, dunia usaha, penegakan hukum, menjaga dan membimbing masyarakat sudah selesai sekitar 3,2 juta hektare," kata Menteri LHK Siti Nurbaya saat menghadiri Kick Off Penanaman Mangrove di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang, Banten, Rabu.

Kerusakan lahan gambut tersebut tersebar di tujuh provinsi di antaranya Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua.

Siti mengemukakan kerusakan dipicu oleh peristiwa kebakaran hebat yang melanda kawasan tersebut pada 2015.

Baca juga: Walhi Sumsel nilai restorasi gambut masih rendah
Baca juga: BRG gandeng masjid sebagai penjaga ekosistem gambut


Sejak 2016, Presiden menginstruksikan percepatan rehabilitasi lahan gambut melalui pembentukan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.

"Pola kerjanya ada Badan Restorasi Gambut, tetapi pengendalian kebijakan ada di Kementerian LHK. Kita tangani dengan pendekatan regulasi, kemudian dilakukan bersama masyarakat, dunia usaha dan ada penegakan hukumnya," katanya.

Meskipun restorasi 3,2 juta lahan gambut telah rampung sejak Desember 2020, kata Siti, tetapi seluruh pihak memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian.

"Karena setiap tahun selalu ada peluang untuk gambut terbakar," katanya.

Baca juga: BRG ajak generasi muda peduli terhadap restorasi gambut
Baca juga: BRG gelar pelatihan pertanian ramah gambut

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021