New York (ANTARA) - Imbal hasil obligasi AS yang merayap naik kembali dapat membebani saham-saham Asia pada perdagangan Kamis, karena investor waspada mengingat aksi jual obligasi pemerintah AS pekan lalu menyebabkan imbal hasil melonjak, menakuti pasar ekuitas dan menyebabkan saham jatuh.

Distribusi vaksin dan lebih banyak stimulus pemerintah AS akan mendorong ekonomi Amerika Serikat ke dalam rebound yang kuat serta mengangkat greenback dan imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang pada gilirannya menekan yen Jepang mendekati level terendah tujuh bulan terhadap dolar.

Pada Kamis pagi, bursa saham Australia telah kehilangan sekitar satu persen, dan indeks berjangka E-mini S&P tergelincir 0,25 persen.

Saham-saham AS jatuh semalam karena investor menjual saham-saham teknologi yang terbang tinggi beralih pada sektor lain yang kemungkinan mendapat manfaat dari pemulihan ekonomi.

Fokus investor pada rebound ekonomi tidak terganggu oleh data yang dirilis semalam yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS kesulitan pada Februari, ketika sektor swasta menambah pekerjaan kurang dari yang diharapkan.

Sebaliknya, investor mata uang terus mengambil dolar karena mereka bertaruh pada ekonomi AS yang mengalahkan rekan-rekannya di negara maju dalam beberapa bulan mendatang.

Penguatan dolar menekan yen Jepang ke level terendah 107,06 yen, tingkat yang tidak terlihat sejak Juli. Pada Kamis pagi, yen Jepang berada di 107,06 yen.

Optimisme atas ekonomi AS mendorong greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, dengan indeks dolar naik 0,28 persen pada 91,062.

"Dolar AS/yen telah berada di lintasan satu arah sejak awal 2021,” kata Joseph Capurso, kepala ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia. "Prospek cerah untuk ekonomi dunia adalah positif untuk dolar AS/yen dan dolar Australia/yen."

Terhadap dolar Australia, yen diperdagangkan pada 83,09 yen.

Pada awal perdagangan Kamis, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun merayap lebih tinggi menjadi 1,482 persen, meskipun turun dari tertinggi satu tahun 1,614 persen yang dicapai minggu lalu.

Semua mata akan tertuju pada Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang akan berbicara pada Kamis pukul 1705 GMT. Investor akan mengamati pernyataannya untuk tanda-tanda bank sentral siap mengakui risiko kenaikan suku bunga yang cepat.

Dolar yang lebih kuat membebani emas, dengan harga emas turun tipis menjadi 1.709,74 dolar AS per ounce.

Harga minyak melemah Kamis pagi, setelah melonjak lebih dari 2,0 persen semalam, didorong oleh penurunan besar dalam persediaan bahan bakar AS dan ekspektasi bahwa produsen OPEC+ mungkin memutuskan untuk tidak meningkatkan produksi ketika mereka bertemu minggu depan.

Minyak mentah AS turun 0,47 persen menjadi 60,99 dolar AS per barel.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021