Jakarta (ANTARA) - Coca-Cola Amatil Indonesia memiliki sejumlah kiat dan strategi untuk mengembangkan bisnis berkelanjutan di Indonesia, dan relevansinya dalam mencapai implementasi ekonomi sirkular di Indonesia.

"Di sini kami komitmen untuk memberikan kontribusi nyata dan positif. Value yang harus kami bawa, dan setiap pembuatan strategi dan pengambilan keputusan, kami harus bisa memberikan hasil baik, baik untuk karyawan, konsumen, lingkungan, dan membangun komunitas masyarakat di sekitar kami beroperasi," kata Public Affairs, Communications & Sustainability Director at Coca-Cola Amatil Indonesia, Lucia Karina, dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA, baru-baru ini.

Baca juga: Kolaborasi jadi kunci tingkatkan bisnis berkelanjutan

Lebih lanjut, Karina mengatakan bahwa perusahaannya telah mencoba membangun pemberdayaan komunitas (community development) ke tingkat yang lebih baik yaitu pemberdayaan kapabilitas komunitas (community capability development).

"Kami mendorong setiap tim kami di lapangan untuk memberikan pelatihan yang terkait dengan inovasi, finansial, dan bagaimana mereka bisa menjaga kelestarian dan keberlanjutan di lingkungan mereka. Levelnya bukan hanya dari anak-anak, tapi juga untuk orang tua," jelas dia.

Saat disinggung mengenai strateginya bertahan di masa pandemi, Karina mengatakan bahwa pandemi tidak menggoyahkan komitmen dan nilai perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Baca juga: Sprite hadir dengan botol jernih ramah lingkungan

"Meskipun kami juga terdampak, tapi komitmen dan implementasinya tidak berubah sama sekali meskipun kita kena pandemi. Kami mendorong implementasi tetap ada. Kita harus ambil bagian untuk bangkit, membuat lingkungan lestari, dan energi yang kita konsumsi berkurang, dan lainnya," jelas Karina.

Bicara soal efisiensi energi dengan energi terbarukan, Karina mengatakan bahwa Coca Cola Amatil Indonesia turut berperan aktif untuk membatasi peningkatan suhu global di bawah 1,5 derajat Celcius.

Perusahaan menargetkan setidaknya 60 persen dari kebutuhan energinya bersumber dari energi terbarukan dan rendah karbon. Salah satu yang dilakukan perusahaan yaitu mengimplementasikan atap panel surya.

Coca Cola Amatil Indonesia pada 2019 telah memasang atap panel surya di pabrik terbesarnya di Cikarang barat, dengan luas 72 ribu meter persegi. Ini disebut menghasilkan 9,6 juta kwh tenaga surya bersih untuk menggerakkan fasilitas manufaktur, serta mengurangi 8,9 juta kilogram emisi karbon setiap tahunnya.

Selain itu, Coca Cola Amatil Indonesia juga banyak memberikan perhatian lebih kepada botol plastik. Mulai dari perjanjian kerja sama untuk membangun fasilitas recycling botol PET untuk mengolah kembali sampah plastik menjadi botol kembali, hingga baru-baru ini merilis botol plastik bening untuk produk minumannya demi mempermudah daur ulang dan meningkatkan nilai ekonomi.

"Soal komitmen keberlanjutan, kami akan tetap lakukan strategi dan komitmen kami, dan kami tidak akan berhenti sampai di sini saja. Kami mendukung semua kegiatan yang bersifat sustainable," pungkasnya.


Baca juga: Viral lulusan UI keluhkan gaji Rp8 juta, ini kata direktur Coca-Cola

Baca juga: Coca-cola kembangkan atap panel surya terbesar di Asia Tenggara

Baca juga: Mencintai pantai lewat "Bali's Big Eco Weekend"

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021