Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Kebijakan Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Hidayat Amir memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 7 persen sampai 8 persen pada kuartal II tahun ini karena adanya akselerasi pemulihan.

“Kuartal II kami yakin kalau ritme dan tren perbaikan COVID-19 terus berlanjut maka pemulihan bisa diakselerasi ke pertumbuhan 7 persen sampai 8 persen,” katanya dalam webinar Indonesia Macroeconomic Update 2021 di Jakarta, Kamis.

Amir mengatakan proyeksi pertumbuhan di level tersebut masih realistis mengingat Indonesia memiliki dasar yang rendah pada kuartal II tahu lalu yakni minus 5,3 persen.

Baca juga: PPKM Mikro dinilai mampu beri ruang pertumbuhan ekonomi

Tak hanya itu, berbagai indikator pertumbuhan ekonomi juga terlihat mulai mengalami peningkatan setelah tertekan dampak pandemi yang luar biasa pada tahun lalu seperti penjualan semen dan kendaraan bermotor.

“Mudah-mudahan beberapa indikator yang muncul seperti penjualan semen dan kendaraan bermotor bisa menjadi leading indikator,” ujarnya.

Ia memastikan pihaknya akan terus memantau berbagai perkembangan yang terjadi pada indikator perekonomian tersebut sekaligus mengakselerasi upaya penanganan COVID-19.

Baca juga: Sri Mulyani: 170 negara alami kontraksi ekonomi terburuk, termasuk RI

Di sisi lain, Amir memprediksikan ekonomi Indonesia untuk kuartal I tahun ini masih akan berada dalam zona kontraksi yaitu di sekitar minus 1,1 persen hingga minus 0,1 persen.

“Kemungkinan akan mendekati level bawah tapi kita lihat beberapa indikator terus membaik. Kita pantau terus menerus perubahan ini,” tegasnya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021