Depok (ANTARA) - Dokter spesialis gizi klinik Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Wahyu Ika Wardhani, M.Biomed, M. Gizi, Sp.GK menyebutkan beberapa manfaat dari berpuasa bagi kesehatan, diantaranya menurunkan resistensi insulin dan risiko Diabetes Militus, merangsang sistem imun dan perbaikan sel, mengatur metabolisme sel, membantu mengurangi kerusakan oksidatif dan inflamasi, serta dapat membantu penurunan berat badan.

"Sayangnya pada beberapa orang seringkali kalap saat berbuka puasa sehingga porsi makannya lebih banyak dari biasanya serta kurang beraktivitas fisik yang justru akhirnya dapat menaikkan berat badan," kata dr. Wahyu Ika Wardhani dalam keterangannya, Jumat.

Dokter Ika memberikan beberapa saran pemilihan makan yang baik saat memasuki bulan puasa. Untuk makanan sahur, disarankan untuk sumber karbohidrat utamakan dari yang berjenis karbohidrat kompleks seperti nasi beras merah atau roti gandum, perbanyak konsumsi sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan serat, serta konsumsi pula lauk pauk kaya protein seperti ayam, ikan atau telur.

"Sementara untuk makanan berbuka, disarankan untuk menghindari makan yang terlalu berlebihan dan nikmatilah makanan secara perlahan," kata dr. Ika.

Baca juga: Dokter ingatkan manfaat puasa bagi penderita memiliki riwayat stroke

Baca juga: Olah raga yang disarankan saat puasa di tengah pandemi COVID-19


Saran pemilihan makanan lainnya yaitu hindari pula mengonsumsi gorengan serta batasi gula sederhana. Contoh, makanan berbuka yang baik, misalnya kurma. Sesuai sunnah Nabi, kita dapat mengonsumsi 3 buah kurma saat berbuka. Kurma adalah sumber serat yang baik.

Saat berbuka, kita tidak harus mengonsumsi makanan yang manis seperti banyak jargon yang menyebutkan “berbukalah dengan yang manis”. Di bulan puasa, kita juga harus menjaga agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan tetap minum air putih minimal delapan gelas sehari (2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari, dan 2 gelas saat sahur).

"Pastikan makanan yang kita konsumsi sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.

Dikatakannya, jika asupan berlebih dapat menyebabkan terjadinya berat badan berlebih yang nantinya dapat menyebabkan penyakit metabolik. Sementara jika asupan kurang, dapat menyebabkan kurang gizi, sehingga daya tahan tubuh menurun dan mudah terinfeksi penyakit.

Kebutuhan makanan tiap orang berbeda-beda, tergantung dari usia, jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, kondisi kesehatan, dan lain-lain.*

Baca juga: Dai: Puasa mengarahkan pada perubahan menata hidup

Baca juga: Studi buktikan manfaat puasa dapat lawan obesitas

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021