Sejak diresmikan pada 16 April 2018 lalu, banyak lika-liku perjalanan yang dilalui oleh PT LRT Jakarta
Jakarta (ANTARA) - Tanpa terasa sudah tiga tahun lamanya PT LRT Jakarta hadir sebagai operator kereta api ringan atau Light Rapid Transit (LRT)  melayani masyarakat ibukota.

Sejak diresmikan pada 16 April 2018 lalu, banyak lika-liku perjalanan yang dilalui oleh PT LRT Jakarta dalam menghadirkan moda transportasi terpadu bagi publik tersebut.

Mulai dari lambatnya pembangunan LRT Jakarta yang ditargetkan selesai sebelum perhelatan Asian Games 2018 hingga  terbaru adalah rencana pembangunan fase kedua yang mengalami perubahan rute dalam proses pekerjaannya.

Meski demikian, hal itu tidak mengurangi semangat serta kemeriahan perayaan ulang tahun ke-3 yang digelar secara virtual karena masih dalam suasana pandemi COVID-19.

Baca juga: Anies berharap LRT Jakarta terus berinovasi

Direktur Utama PT LRT Jakarta Wijanarko mengatakan bahwa sebagai operator transportasi yang masih belia, perjalanan LRT Jakarta di industri perkeretaapian perkotaan yang tak mudah dan penuh tantangan justru membuat karyawan tertantang untuk semakin maju.

Wijanarko mengatakan saat ini jalur LRT Jakarta yang beroperasi memang baru hanya sejauh 5,8 km yang menghubungkan Stasiun Pengangsaan Dua di Kelapa Gading, Jakarta Utara dengan Stasiun Velodrome di Pulogadung, Jakarta Timur.

Namun kehadiran LRT Jakarta yang resmi beroperasi secara komersial pada Desember 2019 lalu itu, menurut Wijanarko, mendapat tempat di hati masyarakat pengguna transportasi publik.

"Langkah kecil berjarak hanya 5,8 kilometer ini sudah bisa memberikan arti besar bagi masyarakat. Tentu ini tidak lepas dari dukungan masyarakat serta kerja keras dari insan LRT Jakarta yang menjadikan industri perkeretaapian perkotaan terus diminati," kata Wijanarko.

Tantangan pandemi

Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi COVID-19 yang melanda dunia dan juga Indonesia membawa dampak tersendiri bagi banyak sektor, salah satunya adalah transportasi.

Berjarak kurang lebih tiga bulan sejak pertama kali beroperasi secara komersial, pandemi COVID-19 mulai masuk ke Indonesia yang secara perlahan membawa efek terhadap berkurangnya jumlah penumpang yang menggunakan jasa LRT Jakarta di tahun 2020 lalu.

"Ini mengakibatkan penurunan penumpang di mana kami mencatat 75 persen penurunan penumpang LRT Jakarta beralih ke moda lain yang sifatnya privat," ujar Indarto Wibisono selaku Direktur Operasi dan Perawatan PT LRT Jakarta.
 
Dokumentasi - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Double Double Track/DDT (Jalur Dwi Ganda) KA Manggarai-Cikarang dan Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek) di Jakarta, Minggu (29/11/2020). ANTARA/HO-BKIP Kemenhub/am.


Di sisi lain, menurut Indarto Wibisono, belanja LRT juga meningkat seiring upaya mencegah COVID-19 pada sarana dan prasarana sistem transportasi LRT Jakarta.

Baca juga: Menhub berharap LRT Jakarta memberi layanan terbaik kepada masyarakat

Namun demikian, dia meyakini bahwa pandemi bukan akhir dari sesuatu. Pandemi justru menjadi penyemangat untuk bersatu dan secara bersama terus maju dan lebih bagus sebagai sebuah tim yang solid agar bisa bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada publik.

Berbagai upaya juga telah dilakukan oleh LRT Jakarta dalam rangka mengantisipasi penyebaran COVID-19, seperti penerapan protokol kesehatan ketat di setiap stasiun dengan pengecekan suhu bagi calon penumpang.

Selain itu, ada juga penerapan jaga jarak baik di dalam stasiun dan juga di rangkaian gerbong kereta. Tak ketinggalan juga penyediaan fasilitas penyanitasi tangan yang tersebar di beberapa titik di stasiun, serta pembayaran non-tunai.

PT LRT Jakarta juga telah menggelar program vaksinasi COVID-19 dosis pertama untuk seluruh karyawan yang diadakan di Gedung MCC Depo LRT Jakarta, Kelapa Gading, mulai dari 26 Maret hingga 29 Maret 2021 dengan sasaran penerima sebanyak 535 orang.

Tujuannya jelas yaitu untuk memberikan perlindungan bagi para karyawan dan sebagai tindakan nyata dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.

Inovasi

Di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang belum mereda, PT LRT Jakarta juga terus berupaya menghadirkan inovasi yang bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat pengguna jasa transportasi umum.

Seperti yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2021 lalu, di mana LRT Jakarta resmi membolehkan penumpang membawa sepeda lipat maupun non-lipat ke dalam rangkaian gerbong.

Layanan bagi pesepeda ini dapat diakses melalui dua stasiun tujuan atau keberangkatan, yaitu Stasiun Pegangsaan Dua dan Stasiun Velodrome pada semua jam keberangkatan kereta yang dioperasikan dari pukul 05.30 WIB hingga 22.00 WIB.

Para penumpang dapat membawa sepeda lipat maupun non-lipat dengan ketentuan ukuran maksimal 170x70x125 sentimeter (cm) yang akan ditempatkan pada kereta khusus pesepeda berkapasitas delapan pesepeda pada setiap rangkaian kereta yang dioperasikan.

Baca juga: Menhub ajak makin banyak masyarakat menggunakan LRT Jakarta

LRT Jakarta juga menyediakan jalur khusus pesepeda melalui elevator untuk menuju ke area stasiun  menggunakan pintu (gate) khusus yang disiapkan untuk masuk area peron.

Penerapan protokol kesehatan ketat juga diberlakukan bagi para pesepeda dengan melakukan pengukuran suhu tubuh terlebih dahulu dan juga mengecek kebersihan sepeda sebelum memasuki peron.

Sebelumnya, PT LRT Jakarta juga sudah menghadirkan inovasi berupa fasilitas 'sky bridge' yang menghubungkan Stasiun Velodrome dengan Halte Transjakarta Pemuda.

Tak hanya itu, sebelumnya juga sudah diresmikan fasilitas 'Park n Ride' yang bekerja sama dengan salah satu pusat perbelanjaan untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas.

Rencana selanjutnya

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam acara webinar transportasi yang digelar LRT Jakarta dalam rangkaian ulang tahun ke-3 menyebut bahwa rute untuk pembangunan fase kedua telah ditetapkan.

Syafrin Liputo mengatakan bahwa rute untuk pembangunan fase 2B yang sebelumnya dari Velodrome ke Manggarai, kini disesuaikan menjadi ke arah Klender.
 
PT LRT Jakarta bekerja sama dengan KPK, dan PT JakLingko mengkampanyekan gerakan antikorupsi melalui pembagian masker, Senin (29/3/2021). (HO-LRT Jakarta)


"Jadi dari Velodrome masuk ke kawasan JIEP, kemudian Klender integrasi dengan KRL, seterusnya sampai dengan ke Cawang yang nantinya akan terintegrasi dengan kereta cepat Jakarta-Bandung dan juga LRT Jabodebek," ujar Syafrin Liputo.

Sementara untuk rute pembangunan fase 2A akan diarahkan dari Stasiun Pengangsaan Dua menuju Jakarta International Stadium (JIS) di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang nantinya juga akan terintegrasi dengan layanan KRL dan MRT Jakarta.

Syafrin menjelaskan bahwa perubahan rute pembangunan fase kedua ini karena melihat perkembangan yang dilakukan pemerintah pusat terkait sistem jaringan perkeretaapian nasional

"Oleh sebab itu, LRT dari Velodrome diteruskan ke Cawang tujuannya untuk mengakomodir layanan perkeretaapian di wilayah timur Jakarta pada koridor selatan, utara nantinya," jelasnya.

Baca juga: LRT Jakarta dan KPK kampanyekan anti korupsi sambil bagikan masker

Dengan dilakukan integrasi secara utuh tadi, Syafrin mengatakan akan ada sebanyak 28 layanan baru berupa integrasi antar moda.

Apabila melihat data saat ini panjang rel kereta api perkotaan di Jakarta hanya sejauh 20,8 km. Rinciannya adalah panjang rel MRT Jakarta yang baru 15 km ditambah panjang rel LRT Jakarta sejauh 5,8 km yang dipaksa untuk melayani sekitar 10,5 juta penduduk Jakarta.

Oleh karena itu, kelanjutan pembangunan rute LRT Jakarta fase kedua sangat penting untuk dipastikan. Agar nantinya proyek transportasi berbiaya mahal ini tidak hanya menjadi sekadar monumen seperti yang dikhawatirkan oleh banyak pendapat.

Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021