Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menganjurkan kelompok perempuan purna migran yang menjadi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk membangun koperasi agar mereka memiliki skala ekonomi serta posisi tawar yang kuat.

"Saya menganjurkan kelompok usaha purna migran mempunyai kelembagaan ekonomi yakni dengan membangun koperasi agar punya skala ekonomi dan punya posisi tawar yang kuat," ujar Teten dalam acara peluncuran program pemberdayaan UKM perempuan purna migran yang digelar virtual, Senin.

Baca juga: Tokopedia-Migrant Care berdayakan UKM perempuan purna migran

Menurut dia, usaha kecil perorangan yang tidak dalam skala ekonomi akan sulit berkembang, sehingga korporatisasi UKM dalam bentuk badan usaha koperasi sangat dianjurkan.

"Kementerian Koperasi dan UKM sudah mengambil kebijakan yakni 100 persen pembiayaan LPDB (Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir) untuk koperasi jadi silakan dimanfaatkan, dan saat ini kami fokus untuk mendorong penguatan pembiayaan koperasi di sektor produksi dan di sektor riil, bukan lagi di sektor simpan pinjam," kata dia.

Lebih lanjut Teten juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 tentang kemudahan perlindungan dan pemberdayaan koperasi dan UMKM.

Dalam PP itu, kata dia, di antaranya mengatur bahwa 40 persen dari belanja kementerian/lembaga harus menyerap produk UMKM serta koperasi.

Teten menilai kebijakan tersebut dapat dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UKM, termasuk kelompok perempuan purna migran.

Baca juga: Indonesia masuk di Deloitte Technology Fast 500 Asia Pacific 2020

"Ini kalau diangkakan sekitar Rp400 triliun lebih. Jadi ini tiap tahun saya kira bisa menjadi opportunity bagi UMKM untuk menggarap market pemerintah," kata Teten.

Lebih lanjut Teten juga meminta para pelaku untuk memanfaatkan lahan yang telah disediakan di infrastruktur publik seperti stasiun, pelabuhan, bandara, dan area peristirahatan sebagai sarana promosi dan pengembangan usaha.

"Silakan dikoordinasikan di daerah untuk kita manfaatkan. ini bagian dari kebijakan afirmasi pemerintah dari sisi market demand, karena kalau pembiayaan digelontorkan tapi market demand-nya tidak kita buka peluangnya, saya kira akan sulit juga berkembang," ujar dia.

Sebelumnya, Tokopedia bersama Migrant Care berkolaborasi meluncurkan program pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) perempuan purna migran dalam rangka membantu menciptakan peluang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mendorong pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19.

"kerjasama Tokopedia dengan Migrant Care untuk memberikan edukasi kepada perempuan migran menciptakan peluang melalui program berkembang bersama Tokopedia 'Recover Together, Empower for Better'," ujar Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Astri Wahyuni.

"Program ini antara lain menjadi salah satu fokus Tokopedia terutama dibidang pemberdayaan perempuan. kami fokus untuk mengembangkan kapasitas masyarakat terutama di kegiatan ekonomi produktif," sambung dia.

Program tersebut menggaet 237 perempuan purna migran pelaku UKM yang tersebar di empat wilayah, yakni 72 orang di tiga desa di Kabupaten Wonosobo, 85 orang di empat di di Banyuwangi, 60 orang di dua desa di Jember, dan 20 orang di satu desa di Indramayu.

Sebanyak 237 perempuan purna migran tersebut merupakan anggota komunitas Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi). Adapun seleksi dilakukan melalui proses asesmen oleh pihak Migrant Care.

Kolaborasi Tokopedia dan Migrant Care ini akan menyediakan fasilitas produksi sekaligus memberikan serangkaian proses pelatihan kepada para perempuan purna migran tersebut.


Baca juga: Kemenkop UKM salurkan pembiayaan untuk Koperasi Sae Pujon Rp12 miliar

Baca juga: Menkop: FesmaBI Seri 1 Tahun 2021 upaya akselerasi-tranformasi UMKM

Baca juga: Teten ajak UMKM dan koperasi susun model bisnis industri otomotif

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021