Jakarta (ANTARA) - Para atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo akan menjalani tes COVID-19 setiap hari, terutama melalui tes berbasis air liur, dalam upaya untuk mendeteksi potensi infeksi virus corona pada tahap awal.

Pemerintah Jepang dan penyelenggara lainnya sebelumnya berencana untuk melakukan setidaknya empat hari sekali, seperti yang dijelaskan dalam "buku pedoman" edisi pertama yang dirilis pada Februari untuk para atlet.

Namun, penyelenggara telah memutuskan untuk meningkatkan frekuensi tes tersebut untuk memperkuat langkah-langkah keamanan karena varian virus yang lebih menular terus menyebar, dikutip dari Kyodo, Rabu.

Baca juga: Kualifikasi Olimpiade untuk renang artistik diadakan di luar Jepang 

Bersama Komite Olimpiade Internasional (IOC), badan penyelenggara Olimpiade sedang menggodok rincian kebijakan baru tersebut, yang diharapkan akan dimasukkan ke dalam edisi kedua "buku pedoman" yang akan dirilis pada akhir April.

Dengan kurang dari 100 hari tersisa menuju upacara pembukaan Olimpiade, Tokyo dilanda apa yang disebut oleh para ahli medis sebagai gelombang keempat infeksi COVID-19.

Namun, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan para pejabat Olimpiade bersikeras Olimpide akan dimulai sesuai rencana pada 23 Juli.

Pemeriksaan berkala atlet internasional umumnya akan dilakukan di pusat pengumpulan sampel yang terletak di dalam desa atlet di distrik tepi laut Harumi.

Seperti tes doping, tes air liur akan dilakukan di bawah pengawasan untuk mencegah tindakan curang, seperti penggantian sampel.

Keuntungan dari tes air liur adalah lebih aman dan lebih mudah dikumpulkan daripada lendir, yang membutuhkan kapas untuk dimasukkan jauh ke dalam rongga hidung.

Penyelenggara masih mempertimbangkan apakah akan menggunakan uji reaksi berantai antigen atau polimerase untuk menganalisis sampel.

Baca juga: Keputusan jumlah penonton Olimpiade Tokyo akan ditetapkan Juni

Jadwal akan ditetapkan untuk setiap kompetisi berdasarkan kebijakan tes yang akan dilakukan setiap hari jika memungkinkan. Atlet dapat dibebaskan dari tes sehari sebelum kompetisi, atau pada hari itu sendiri.

Namun, atlet dengan gejala seperti demam atau batuk kemungkinan akan diminta untuk menjalani tes PCR spesimen usap nasofaring di klinik di desa atlet. Mereka yang dites positif akan segera diisolasi.

Pemerintah dan panitia penyelenggara juga bekerjasama untuk merumuskan langkah-langkah ketat pengendalian infeksi virus corona, termasuk tes rutin, untuk orang lain yang terlibat dalam Olimpiade, yang telah ditunda selama satu tahun karena pandemi COVID-19.

Kebijakan khusus, seperti terkait pembatasan transportasi dan aktivitas, akan dibahas dalam rapat penanggulangan virus corona yang pertama kali digelar setelah Desember, sebelum buku pedoman dirilis. 

Baca juga: Belgia segera vaksinasi atlet Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 
Baca juga: Lima kuliner khusus yang disajikan di kampung atlet Olimpiade Tokyo 
Baca juga: Biden dukung Olimpiade Tokyo, tapi kehadiran atlet AS belum jelas 

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021